Bagikan:

BANDA ACEH -  Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh bersama warga menyerahkan sumbangan sebesar Rp136.421.200 untuk membantu pembangunan Rumah Sakit (RS) Indonesia di wilayah Gaza Utara, Palestina.

"Kita berikan bantuan ini dari hasil yang dikumpulkan masyarakat, termasuk para PNS untuk membantu pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza," kata Bupati Nagan Raya, Jamin Idham di Banda Aceh, Antara, Jumat, 7 Januari.

Donasi diserahkan langsung Jamin Idham pada presidium organisasi sosial kemanusiaan untuk korban perang, konflik dan bencana alam yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan kesehatan, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, di Banda Aceh.

Sumbangan itu, dikumpulkan oleh Komite Nagan Raya Peduli Palestina (KNRP) yang terdiri atasi PNS, pelajar, unsur PGRI, pramuka dan berbagai komunitas lainnya. Dia menegaskan bahwa pihaknya bersama masyarakat Nagan Raya akan terus berupaya memberikan sumbangan lagi ke depannya.

"Ini bantuan pertama kita dan kita akan berusaha untuk membantu lagi di waktu mendatang," kata Jamin Idham.

Sementara itu, Presidium MER-C Indonesia Henry Hidayatullah menyampaikan, dana tersebut nantinya bakal digunakan untuk kebutuhan perlengkapan alat kesehatan terhadap ruangan yang baru terbangun. "Dimanfaatkan untuk menambah operasional dan alat kesehatan yang dibutuhkan," katanya.

Atas dasar permintaan pemerintah Palestina untuk memperluas gedung RS Indonesia tersebut, akhirnya Indonesia menambah dua lantai lagi.

Atas permintaan tersebut akhirnya di bangun dua lantai lagi, karena itu saat ini donasi masih dibutuhkan untuk pemenuhan alat kesehatannya.

Dalam kesempatan ini, Henry mengatakan bahwa masyarakat Aceh sangat luar biasa membantu pembangunan rumah sakit tersebut. Bahkan Pemprov Aceh sebelumnya juga telah menyerahkan dana sebesar Rp6,7 miliar.

"Karena itu sebagai bentuk apresiasi kami memberikan nama ruangan IGD dan Laboratorium di sana dengan nama Tgk Chik Di Tiro dan Cut Nyak Dhien pahlawan asal Aceh," katanya.

Gagasan Pemerintah Aceh bersama masyarakat untuk memberikan bantuan tersebut merupakan yang pertama di Indonesia, baru kemudian dilanjutkan oleh Sumatera Utara, demikian Henry Hidayatullah.