Bagikan:

JAKARTA - Ibu Negara Amerika Serikat (AS) Melania Trump menyampaikan menyentuh pada Konvensi Partai Republik. Ia mengajak masyarakat AS untuk menegakkan persatuan dan pengertian antar masyarakat dalam masa sulit ini. Pasalnya AS sedang menghadapi krisis ganda: pandemi COVID-19 dan krisis ekonomi.

Melansir CNN, istri Presiden Donald Trump juga turut menyampaikan keprihatinannya kepada keluarga dari hampir 180.000 orang yang meninggal dunia akibat virus corona baru. Ia berterima kasih kepada para garda terdepan yang telah menangani lebih dari 5,7 juta kasus COVID-19 di AS.

"Saya mengakui fakta bahwa sejak Maret, hidup kami telah berubah secara drastis. Musuh tak terlihat COVID-19 melanda negara kami yang indah dan memengaruhi kami semua," kata Melania Trump.

"Simpati terdalam saya ditujukan kepada semua orang yang kehilangan orang yang dicintai dan doa saya bersama mereka yang sakit atau menderita. Saya tahu banyak orang cemas dan beberapa merasa tidak berdaya. Saya ingin Anda tahu bahwa Anda tidak sendiri," tambah Melania.

Dia mengatakan pemerintahan Trump terus berjuang sampai pengobatan atau vaksin COVID-19 tersedia untuk semua orang. "Donald tidak akan beristirahat sampai dia melakukan semua yang dia bisa untuk menjaga semua orang yang terkena dampak pandemi mengerikan ini," katanya.

Mengkritik Konvensi Partai Demokrat

Sementara itu banyak pembicara di konvensi tersebut --termasuk anak-anak Trump-- berpendapat Joe Biden bakal menghancurkan cita-cita dan nilai-nilai Amerika dan membawa AS ke masa depan apokaliptik. Namun Melania mengatakan dia tidak ingin menggunakan waktu berharga yang telah dialokasikan untuk menyerang pihak lain. 

"Seperti yang anda dengar malam ini, saya tidak ingin menggunakan waktu berharga ini untuk menyerang pihak lain," kata Melania Trump menyinggung Konvensi Nasional Partai Demokrat. Menurutnya pembicaraan seperti itu hanya akan memecah belah negara lebih jauh saja.

"Karena seperti yang kita lihat minggu lalu, pembicaraan seperti itu hanya akan memecah belah negara lebih jauh. Saya di sini karena kami membutuhkan suami saya untuk menjadi presiden dan panglima tertinggi kami selama empat tahun lagi," ujarnya.

Partai Republik berharap popularitas ibu negara bakal membantu mengatasi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Trump pada November. Pasalnya pemilih Trump dari kalangan perempuan diketahui turun drastis.

Dalam jajak pendapat pemilih perempuan yang dilakukan selama musim panas, Trump berada jauh di bawah 20 poin dengan Joe Biden. Jajak pendapat tersebut memprediksi bahwa dia akan kehilangan pemilih perempuan dengan margin bersejarah pada November nanti. 

Ketidaksetujuan yang tinggi atas penanganannya terhadap pandemi COVID-19 juga telah menempatkan hambatan yang lebih besar dalam mendapatkan hati pemilih. Seruan Trump kepada 'ibu rumah tangga pinggiran kota' tampaknya tidak membantunya mendapatkan keuntungan apapun.