IDAI Rekomendasikan PTM 100 Persen Dibatalkan Jika Omicron Merebak, Pemprov DKI Setuju
Petugas SMPN 1 Kudus, Jawa Tengah, melakukan penyemprotan cairan disinfektan ke sejumlah meja dan tempat duduk siswa setelah pulang sekolah (Akhmad Nazaruddin Lathif/Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas siswa 100 persen dalam kelas telah berlangsung di Jakarta. Di saat yang bersamaan, virus corona varian Omicron mulai menyebar.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemerintah membatalkan pelaksanaan PTM 100 persen jika ditemukan adanya penyebaran varian Omicron di sekolah.

Menanggapi hal ini, Kepala Bagian Humas Dinas Pendidikan DKI Taga Radja Gah mengaku setuju dengan rekomendasi tersebut. Sebab, penutupan sekolah pernah dilakukan saat ditemukannya kasus COVID-19 dalam PTM terbatas sebelumnya.

"Ini pernah terjadi juga di PTM sebelumnya. Ketika kita menggelar PTM, lalu kondisinya membahayakan, sangat masif pergerakan wabahnya, pergerakan klaster baru, maka segera pak Gubernur menutup. Jadi, kalau itu, ya setuju dengan IDAI bahwa jika ada hal yang membahayakan," kata Taga kepada wartawan, Selasa, 4 Januari.

Dalam kesempatan itu, Taga menjelaskan alasan pemerintah memutuskan untuk menerapkan PTM 100 persen saat ini.

Dengan memanfaatkan kondisi pandemi yang cukup terkendali, meski varian Omicron sudah terdeteksi, Taga menyebut sudah saatnya semua siswa mendapat materi ajaran secara tatap muka. Sebab, pembelajaran jarak jauh secara daring terbukti menyulitkan siswa memahami pelajaran.

"Tetap, kita enggak ada berniat membahayakan masyarakat. Justru, kita ini kan ditengah keresahan, nih. Kalau kita tidak segera menerapkan PTM 100 persen, sampai kapan lost learning itu akan berlangsung?" ujar dia.

Lalu, jika masih ada masyarakat, khususnya orang tua siswa yang masih mengkhawatirkan penularan COVID-19, mereka bisa meminta untuk mendapat pembelajaran jarak jauh.

"Kita ambil tengah tengah. Jika ada yang khawatir, boleh saja masyarakat dateng ke sekolah, sampaikan kalau ingi pembelajaran jarak jauh. Jadi, enggak masalah," ungkap Taga.

Sebelumnya, IDAI merilis rekomendasi terbaru terkait PTM di sekolah. Rekomendasi ini dibuat dengan mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya karena berdasarkan pengalaman yang terjadi sebelumnya, setiap habis libur maka kasus COVID-19 akan meningkat tidak hanya pada dewasa namun juga pada anak.

Selain itu, sudah ditemukan varian Omicron di Indonesia, ditambah data di negara lain seperti Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan Afrika terkait peningkatan kasus COVID-19 pada anak. Dalam beberapa minggu terakhir, sebagian besar kasus anak yang sakit adalah anak yang belum mendapat imunisasi COVID-19.

Salah satu rekomendasi IDAI adalah pembelajaran tatap muka dapat dilakukan 100 persen dalam kondisi berikut: Tidak adanya peningkatan kasus COVID-19 di daerah tersebut, Tidak adanya transmisi lokal Omicron di daerah tersebut.

Lalu, pembelajaran tatap muka dapat dilakukan metode hybrid (50 persen luring, 50 persen daring) jika ditemukan kasus COVID-19 namun positivity rate dibawah 8 persen. Lalu, ditemukan transmisi lokal Omicron yang masih dapat dikendalikan.