Gagal Tahun Baru di Pulau Madeira Karena Wabah COVID-19, Kapal Pesiar Jerman AIDAnova Akhiri Pelayaran di Portugal
Ilustrasi kapal pesiar AIDAnova. (Wikimedia Commons/HenSti)

Bagikan:

JAKARTA - Operator kapal pesiar Jerman yang terjebak di pelabuhan Lisabon karena wabah virus corona di antara awaknya, menghentikan pelayaran pada Hari Minggu setelah beberapa penumpang dinyatakan positif, kata otoritas pelabuhan.

Kapal pesiar AIDAnova yang membawa 2.844 penumpang dan 1.353 awak kapal berlabuh di Lisabon, Portugal pada 29 Desember saat dalam perjalanan ke Pulau Madeira untuk perayaan Malam Tahun Baru. Tetapi, kapal tidak dapat melanjutkan perjalanan setelah 52 kasus COVID-19 terdeteksi di antara kru yang sudah divaksinasi sepenuhnya.

Sejatinya, kapal telah diizinkan untuk meninggalkan pelabuhan dan menuju ke Pulau Lanzarote di Spanyol pada Hari Minggu. Tetapi, sekarang 12 orang lainnya dinyatakan positif, termasuk empat penumpang, kata kapten pelabuhan Diogo Vieira Branco kepada radio TSF.

"Protokol perusahaan segera ditindaklanjuti, dengan mereka yang terinfeksi, yang tidak menunjukkan gejala atau menunjukkan gejala ringan, segera diisolasi di kapal. Perusahaan memutuskan untuk mengakhiri pelayaran dan menurunkan penumpang," jelasnya mengutip Reuters 3 Januari.

Para penumpang akan diangkut pulang melalui udara, tambahnya, tanpa merinci kapan.

Sementara, pihak perusahaan, AIDA Cruises, yang merupakan anak perusahaan dari Carnival Corp, tidak menjawab permintaan komentar Reuters.

Catatan Reuters menunjukkan penumpang masih menikmati matahari sore di geladak dengan minuman mereka, dengan media lokal mengatakan proses penurunan penumpang akan dimulai setelah pukul 6 pagi Hari Senin ini.

Sementara, awak yang dites positif antara Rabu dan Jumat dipindahkan ke hotel Lisbon dan diisolasi di sana.

Untuk diketahui, pada Hari Kamis pekan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyarankan orang untuk menghindari bepergian dengan kapal pesiar terlepas dari status vaksinasi mereka.

Langkah itu memberikan pukulan lain bagi industri yang baru kembali ke laut pada Juni, setelah penangguhan pelayaran selama berbulan-bulan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.