Bagikan:

JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ditinggal sendiri setelah 5 parpol pemilik kursi di DPRD Solo berkoalisi mengusung Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa. PKS mulai realistis dengan tertutupnya pintu koalisi. 

“Kita realistis, membangun koalisi sudah tertutup,” kata Ketua DPD PKS Solo, Abdul Ghofar Ismail saat dihubungi VOI, Sabtu, 22 Agustus malam.

Kondisi ini membuat PKS Solo harus menemui kader dan struktur partai dari tingkat paling bawah. PKS ingin menyerap aspirasi kader di tengah dua pasangan bakal calon di Pilkada Solo yakni Gibran-Teguh dan Bagyo Wahyono-FX Suparjo (Bajo) yang memenuhi syarat mendaftar dari jalur perseorangan atau independen.

“Pekan ini Insya Allah kita tanya kader dan struktur PKS dari kecamatan, kelurahan. Kita laporan nampaknya niatan, dorongan, harapan untuk PKS mengajukan calon ternyata bisa kandas karena pintu koalisi hari ini sudah tertutup sehingga kita minta masukan dari mereka,” sambung Abdul Ghofar.

Dalam kondisi ‘ditinggal sendiri’, PKS yang punya 5 kursi di DPRD Solo masih membutuhkan 4 kursi tambahan agar memenuhi syarat mengusung calon di Pilkada. Harapan, meski peluangnya kecil ditegaskan Abdul Ghofar masih ada soal perubahan peta politik.

“Jadi kita berjuang sampai pendaftaran (calon) ditutup karena kita sadar di last minute banyak kejadian yang kadang tidak diperhitungkan. Jadi kita tidak menghentikan upaya dan usaha, rasanya pintu sudah diutup tapi bisa dibuka lagi,” kata dia.

Diakui Abdul Ghofar lolosnya bakal calon independen Bajo pada verifikasi faktual dukungan, cukup mengejutkan. Pasangan penjahit dan Ketua RW itu dinilai PKS sudah berupaya keras hingga bisa mendaftarkan diri sebagai bakal pasangan calon pada awal September.

“Memang sangat luar biasa, selama ini kita nggak tahu Pak Bagyo dan Suparjo, nggak begitu kenal tapi tiba-tiba muncul dan sukses verifikasi faktual KPU,” ujarnya.

Karena itu, kondisi Pilkada Solo yang kemungkinan diikuti dua bakal pasangan calon akan menjadi pertimbangan PKS sambil mendengarkan suara kader. 

“Dengan adanya dua calon yang bisa mendaftar tentu kita tidak serta merta mudah membuat keputusan, apakah Gibran, Bajo atau abstain. Itu bagian dari (keputusan DPP), tim pemenangan Pilkada PKS untuk menyikapi fenomena ini,” kata Abdul Ghofar.