Bagikan:

JAKARTA - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Hasilnya, dukungan publik pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bertahan pada posisi teratas dengan 25,2 persen suara.

Angka ini membuat partai banteng moncong putih itu menjadi satu-satunya partai dengan elektabilitas yang melampaui perolehan suara pada Pemilu 2019, yakni sebesar 19,3 persen.

Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas, mengatakan dukungan publik ke PDIP yang mengungguli partai-partai lain tidak bisa dilepaskan dari pengaruh Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Kenaikan suara PDIP yang signifikan, dari 14,03 persen pada Pemilu 2009 ketika Jokowi belum muncul dalam politik nasional menjadi 19,3 persen pada Pemilu 2019," ujar Abbas dalam forum rilis bertajuk 'Prospek Partai Politik dan Calon Presiden: Kecenderungan Perilaku Politik Pemilih Nasional' secara online, Selasa, 28 Desember.

"Dan cenderung bertahan bahkan menguat di posisi teratas ditunjang oleh kepuasan atas kinerja Presiden Joko Widodo dan kesukaan publik pada Ganjar Pranowo sebagai kader PDIP," sambungnya.

Dibanding pemilih tokoh lain, Abbas mengungkapkan, pemilih Jokowi menjelang 2014 jauh lebih banyak yang memilih PDIP. Pemilih yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi setelah Pemilu 2014 juga jauh lebih banyak yang memilih PDIP dibanding dengan yang tidak puas.

Melalui survei eksperimental, terang Abbas, membuktikan bahwa PDIP tanpa Jokowi pada Pemilu 2014 akan mendapat suara kurang dari 14 persen. Hal serupa terjadi pada Pemilu 2019, Jokowi memberi pengaruh positif dan signifikan pada elektabilitas PDIP.

"Tanpa Jokowi, partai ini akan mendapat suara kurang dari hasil Pemilu, 19,3 persen," ungkap Abbas.

Di samping Presiden Jokowi, sambungnya, PDIP sekarang punya tokoh yang disukai pemilih, yakni Ganjar Pranowo. Menurut Abbas, kuatnya PDIP dalam tahun terakhir tidak bisa dipisahkan dengan sosok Ganjar.

Dia merinci, sebesar 46 persen pemilih PDIP beririsan dengan pemilih Ganjar Pranowo, dan hanya 10 persen yang beririsan dengan Puan Maharani.

“Pemilih Ganjar dibanding tokoh lain bila maju sebagai calon presiden jauh lebih berhubungan dengan pemilih PDIP,” demikian Abbas.

Survei SMRC ini dilakukan pada 8-16 Desember 2021 melalui tatap muka atau wawancara langsung. Jumlah sample awal 2420 yang dipilih secara acak (multistage random sampling) dari seluruh populasi Indonesia yang berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah.

Dengan jumlah 2.062 atau 85 persen responden yang dapat diwawancarai secara valid. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.