Israel Kembali Lancarkan Serangan Rudal ke Suriah, Kebakaran Landa Kawasan Pelabuhan Latakia
Jet tempur Israel. (Wikimedia Commons/Amit Agronov/IDF Spokesperson's Unit)

Bagikan:

JAKARTA - Kebakaran terjadi di area penyimpanan peti kemas Pelabuhan Latakia Suriah, menyusul serangan rudal Israel, media pemerintah Suriah melaporkan pada Hari Selasa.

Serangan itu, yang kedua pada bulan Desember, merusak bagian depan sebuah rumah sakit, beberapa bangunan tempat tinggal dan toko-toko

"Agresi" Israel menyebabkan kerusakan materialistis yang besar dan menilai hasilnya masih dalam proses," kata Kementerian Pertahanan Suriah dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters 28 Desember.

Israel diketahui sering melakukan serangan terhadap apa yang digambarkan sebagai target Iran di Suriah, di mana pasukan yang didukung Teheran termasuk Hizbullah Lebanon telah dikerahkan selama dekade terakhir, untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad dalam perang Suriah.

Tayangan langsung yang disiarkan oleh TV Pemerintah Suriah menunjukkan api dan asap di area kontainer.

"Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api sementara ambulans tiba di tempat kejadian," ujar reporter TV pemerintah.

Latakia merupakan sebuah pelabuhan Mediterania, adalah pelabuhan komersial utama Suriah. Rusia, yang telah menjadi sekutu paling kuat Assad selama perang, mengoperasikan sebuah pangkalan udara di Hmeimim sekitar 20 km (12 mil) dari Latakia.

Mengutip The Jerusalem Post, sebanyak 14 tentara Rusia tewas ketika sebuah pesawat militer Rusia ditembak jatuh oleh rudal pertahanan udara Suriah selama dugaan serangan udara Israel di dekat Latakia tahun 2018. Rusia menyatakan kemarahannya pada Israel pada saat itu, sebagian besar menyalahkannya atas insiden tersebut.

Sementara, sejumlah serangan udara tambahan yang dituduhkan kepada Israel menargetkan Suriah sepanjang November.

Untuk diketahui, selama setahun terakhir baterai sistem pertahanan udara Rusia meningkatkan kemampuan dan kualitas responnya terhadap meningkatnya frekuensi serangan udara Israel, memaksa negara tersebut mengubah strategi serangan udaranya.