JAKARTA - Sistem pertahanan udara Suriah menanggapi dugaan serangan udara Israel yang menargetkan kawasan pelabuhan Latakia di barat laut Suriah pada Senin malam, menurut kantor berita negara Suriah SANA.
Foto-foto yang dilaporkan dari tempat kejadian menunjukkan apa yang tampak seperti api yang berkobar di pelabuhan, tepatnya di tengah kontainer pengiriman karena dugaan serangan udara.
Dalam video yang dilaporkan menunjukkan api, ledakan terdengar di latar belakang. Media pemerintah Suriah kemudian melaporkan api telah padam.
Sebuah sumber militer mengatakan kepada SANA, pesawat Israel menembakkan beberapa rudal dari arah Mediterania menuju halaman kontainer di pelabuhan komersial di Latakia. Sejumlah kontainer pengiriman terbakar karena serangan udara dan tidak ada korban jiwa, menurut SANA, seperti mengutip The Jerusalem Post 7 Desember.
Padahal, daerah Latakia adalah benteng bagi pasukan Rusia di Suriah, dengan Pangkalan Udara Militer Khmeimim Rusia terletak di dekat Latakia.
Pada tahun 2018, 14 tentara Rusia tewas ketika sebuah pesawat militer Rusia ditembak jatuh oleh rudal pertahanan udara Suriah selama dugaan serangan udara Israel di dekat Latakia. Rusia menyatakan kemarahannya pada Israel pada saat itu, sebagian besar menyalahkannya atas insiden tersebut.
قصف إسرائيلي غير مسبوق يستهدف ميناء #اللاذقية ويتسبب باندلاع حرائق كبيرة#أورينت #سوريا pic.twitter.com/GBHFYToBoP
— Orient أورينت (@OrientNews) December 7, 2021
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad memperingatkan Israel akan menanggung resiko serangan udara yang dilakukan terhadap Suriah, dengan mengatakan serangan semacam itu "tidak bisa dibiarkan begitu saja."
Dugaan serangan udara Israel terakhir yang menargetkan situs-situs di Suriah dilaporkan sekitar dua minggu lalu, ketika setidaknya empat orang tewas dalam serangan yang menargetkan situs-situs milik Hizbullah di Kegubernuran Homs, Suriah barat.
BACA JUGA:
Sementara, sejumlah serangan udara tambahan yang dituduhkan kepada Israel menargetkan Suriah sepanjang November.
Untuk diketahui, selama setahun terakhir baterai sistem pertahanan udara Rusia meningkatkan kemampuan dan kualitas responnya terhadap meningkatnya frekuensi serangan udara Israel, memaksa negara tersebut mengubah strategi serangan udaranya.