JAKARTA - Senegal mengumumkan kasus pertama varian Omicron virus corona, menjadi negara Afrika barat ketiga yang melaporkan infeksi varian baru, setelah sebelumnya Nigeria dan Ghana.
Pengumuman kasus pertama dilakukan oleh Institute for Health Research, Epidemiological Surveillance and Training (IRESSEF), yang merupakan salah satu laboratorium yang disetujui Senegal untuk pengujian COVID-19.
Kasus itu terdeteksi Jumat dari seorang pria berusia 58 tahun yang tiba di Senegal pada 11 November. 22 melalui udara dari sebuah negara di sub-kawasan, kata institut itu Minggu, dikutip dari Associated Press 6 Desember.
Pria itu diketahui telah menerima vaksin COVID-19 pada Bulan April menggunakan vaksin lansiran AstraZeneca, serta pada Bulan Juni dengan Pfizer.
Menurut institut tersebut, pasien itu tinggal di ibu kota, Dakar, di sebuah hotel dan mengambil bagian dalam demonstrasi yang dihadiri hampir 300 orang. Dia telah diisolasi dan pada Hari Minggu tidak menunjukkan gejala, terang institut tersebut.
Institut Pasteur di Dakar pada Hari Minggu mengumumkan dua kasus omicron lagi beberapa jam kemudian, mengatakan mereka berada dalam pelancong yang meninggalkan Dakar.
Kasus-kasus itu termasuk seorang pria berusia 28 tahun yang dites positif pada 11 November. Serta seorang wanita berusia 29 tahun yang menginap di sebuah hotel di Dakar yang dinyatakan positif pada 1 Desember.
Institut Pasteur menambahkan di Twitter, "dari 22 urutan yang diperoleh untuk periode tersebut, varian Delta tetap menjadi mayoritas."
BACA JUGA:
Untuk diketahui, pekan lalu Presiden Macky Sall meminta orang-orang untuk menghormati tindakan pencegahan. Berita itu muncul saat Senegal memasuki musim turis dan karena dijadwalkan menjadi tuan rumah Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. Serta mengadakan Forum Internasional Dakar tentang Perdamaian dan Keamanan pada Hari Senin.