Bagikan:

JAKARTA - Kendaraan listrik merupakan masa depan industri otomotif maupun industri aviasi. Sekaligus menjadi jawaban pemanfaatan energi ramah lingkungan di Indonesia. Peluang Indonesia untuk bersaing disektor ini begitu besar. Namun, harus didukung oleh sinergi antar kementerian dan lembaga.

CEO Wiksa Daya Pratama Agus Mukhtisin mengatakan, tak bisa dipungkiri Indonesia sudah tertinggal jika ingin bersaing di kendaraan konvensional. Menurut dia, peluang tersebut sangat kecil, namun Indonesia memiliki peluang yang lebih besar di kendaraan listrik.

"Di mana kita sudah tidak bisa bersaing di kendaraan konvensional. Tetapi kalau di kendaraan listrik ini ada angin segar bahwa tiga start up Wiksa Daya Pratama, Braja Electric Motor dan Udeo Battery and Design sudah bisa membuat controller, berhasil membuat elektrik motor, merakit battery dan mendesain," tuturnya, dalam diskusi virtual, di Jakarta, Jumat, 21 Agustus.

Agus mengatakan, dengan keberhasilan tiga start up ini mengembangkan kendaraan listrik menujukan bahwa kendaraan listrik di Indonesia perkembangannya sangat pesat. Artinya, Indonesia masih bisa bersaing dengan negara lain.

Apalagi, kata Agus, Indonesia juga memiliki potensi besar di mana sudah ada perusahaan besar yang bisa mengembangkan kendaraan listrik. Salah satunya adalah PT Pindad.

"Potensial parter yang bisa digandeng untuk mengembangkan kendaraan listrik adalah GESIT, Inka, Pindad, dan lainnya," ucapnya.

Meski begitu, kata Agus, peneliti maupun pelaku industri ini masih bingung untuk mengembangkan kendaraan listrik. Sebab, belum ada platform yang jelas sebagai wadah dalam pengembangan jenis-jenis kendaraan listrik. Saat ini, kata dia, masih terpecah pecah.

"Saya melihat belum ada yang jelas di mana platform apa yang akan dikebangkan, memang sudah terbentuk kita melahirkan GESIT itu inisiasi yang alhamdulillah. Namun kita perlu membuat platform misalnya untuk bus siapa yang akan memegang. Eletric vechicle itu siapa yang akan memegang dan lain sebagainya," tuturnya.