Bagikan:

JAKARTA - Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah telah menyiapkan fasilitas karantina dalam jumlah yang cukup untuk menghadapi potensi lonjakan.

"Fasilitas karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri tersedia dengan cukup," kata Wiku Adisasmito saat menyampaikan keterangan pers perkembangan pandemi COVID-19 di Indonesia yang diikuti dari YouTube BNPB di Jakarta, Kamis, 23 Desember.

Wiku mengatakan data 'traffic quarantine' dari Angkasa Pura 2 memprediksi terjadi kenaikan kebutuhan fasilitas karantina di atas tanggal 20 Desember 2021 dibandingkan situasi sebelumnya.

Juru Bicara Satgas COVID-19 itu mengindikasikan animo masyarakat untuk melakukan perjalanan antarnegara masih tinggi, terlepas dari alasan mobilitasnya.

Untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut, kata Wiku, Satgas COVID-19 bekerja sama dengan pihak terkait berupaya meningkatkan ketersediaan fasilitas karantina di sekitar wilayah pintu kedatangan baik udara, laut dan darat.

Dilansir dari slide pemaparan Wiku, terdapat delapan fasilitas karantina yang saat ini telah disediakan pemerintah. Yakni Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet berkapasitas 4.916 tempat tidur, Wisma Atlet Pademangan 5.796 tempat tidur, fasilitas hotel berkapasitas total 16.588 tempat tidur.

Rusun Pasar Rumput 11.892 tempat tidur, Rusun Nagrak Cilincing 2.352 tempat tidur, serta dua fasilitas terbaru di Rusun Daan Mogot 1.500 tempat tidur dan gedung Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) DKI Jakarta 480 tempat tidur.

"Selain fasilitas karantina, Satgas COVID-19 juga memantau implementasi alur skrining kesehatan agar dapat berjalan kondusif di lapangan," katanya.

Menurut Wiku, pemantauan dilakukan untuk mencegah kerumunan akibat antrean panjang penumpang. Untuk itu dipersiapkan alur khusus mobilisasi dari turun pesawat sampai menuju tempat karantina untuk menekan potensi penularan semaksimal mungkin.

"Hasil pantauan pagi ini menunjukkan kondisi bandara Soekarno-Hatta cukup kondusif dan terkendali. Walau begitu pemerintah tetap mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri jika tidak mendesak. Jika hendak melakukan wisata, maka sebaiknya memanfaatkan objek wisata di dalam negeri dan tetap disiplin protokol kesehatan," katanya.