Bagikan:

BANDAR LAMPUNG - KH Yahya Cholil Staquf ikut mendengarkan pemaparan LPJ rivalnya dalam pemilihan Ketum PBNU, KH Said Aqil Siroj di Muktamar ke-34 di Bandar Lampung. Apa respons pria yang akrab disapa Gus Yahya ini?

"Baru saja kita tadi selesaikan satu tahapan yang penting dalam muktamar ini yaitu laporan pertanggungjawaban PBNU dan sudah disampaikan tadi sudah banyak hal yang menarik dan banyak prestasi memang dan saat diserahkan ke muktamirin untuk menyampaikan tanggapan dan pandangan," kata Gus Yahya di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Kamis 23 Desember.

LPJ KH Said itu diterima oleh seluruh peserta muktamar. Namun Gus Yahya bilang ada beberapa peserta yang memberikan catatan dalam LPJ itu.

"Dan catatan yang disampaikan ini semua adalah hal-hal yang sudah pernah saya dengar untuk bertemu dengan pengurus wilayah dan pengurus cabang. Sudah saya sampaikan dalam waktu 2-3 bulan terakhir, 474 sudah saya temui PCNU dan PWNU dan lagi-lagi yang disampaikan tadi sebagai catatan yang saya sudah dengar ketika bertemu mereka," beber Gus Yahya.

Kata dia, catatan itu seakan menjadi ekspresi bahwa pengurus wilayah dan cabang sebenarnya menyambut tawaran-tawaran yang selama ini sudah rutin dia sosialisasikan. Mereka berharap kepada Gus Yahya untuk bisa memperbaiki kekurangan KH Said Aqil.

Gus Yahya juga kembali menegaskan kalau dia sudah mengantongi dukungan 447 dari seluruh PCNU dan PWNU yang memiliki hak suara.

"Saya sampaikan ke mereka harus berdasarkan kejujuran mereka semua, ini muktamar untuk memasuki abad ke 2. Tidak ada yang lebih kita harapkan dari pada ridho Allah, jangan sampai ada yang mencemari proses dan momentum ini sehingga ada risiko berkurangnya berkah Allah di dalam memasuki abad ke 2 ini," tandasnya.

Soal Gus Dur yang selama ini rajin jadi 'jualan' dia, Gus Yahya bilang sosok Presiden ke-3 RI itu memang bagian dari visi misinya. Gus Dur, kata Gus Yahya, masih sangat relevan dalam jangka waktu yang lama.

"Ini tidak mungkin temukan pengganti personal dari keberadaan Gus Dur, saya juga tidak bisa menggantikan Gus Dur. Saya bisa yakinkan visi dan idealisme Gus Dur harus dikonstruksikan ke dalam wadah organisasi," tutup dia.