Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, memberikan edukasi terkait vaksinasi COVID-19 pada para ibu hamil masih menjadi tantangan guna memperluas cakupan vaksinasi saat ini.

"Ini juga masih mengalami tantangan. Masih ada penolakan dari para perempuan maupun ibu hamil, jadi ini merupakan tantangan bila kita bicara soal vaksinasi,” kata Nadia dalam Webinar Selamatkan Perempuan Indonesia yang diikuti di Jakarta, Antara, Rabu, 22 Desember.

Berdasarkan data yang dimiliki Kemenkes, hingga saat ini jumlah ibu hamil yang sudah mendapatkan vaksin baru sebanyak 30.000 orang. Padahal, pemerintah sudah mendatangkan 11 merek vaksin untuk masyarakat, termasuk ibu hamil sebagai kelompok prioritas vaksinasi.

Menurut Nadia, rendahnya angka vaksinasi karena masih ditemukan penolakan ibu hamil atau keluarga.

"Nah, ini apakah betul masih banyak ibu hamil yang belum mendapatkan vaksinasi atau mereka memang menunda mendapatkan vaksinasi sesudah kelahiran anak-anaknya,” kata Nadia. 

Lebih lanjut, dia mengatakan sayangnya penolakan itu juga terjadi pada saat melakukan vaksinasi untuk penyakit Hepatitis, HIV maupun Sifilis.

Oleh karena itu, pemerintah mulai mengambil langkah pendekatan secara struktural dengan menjalin kerja sama dengan kementerian lembaga terkait, termasuk organisasi-organisasi yang dekat dengan masyarakat untuk melakukan sosialisasi dan memperkuat sistem komunikasi dalam memberikan pemahaman pentingnya vaksin bagi tubuh.

Nadia berharap melalui sosialisasi yang diberikan dapat mencegah kematian pada ibu akibat COVID-19 maupun penyakit lain. Sehingga, keluarga tidak akan merasakan dampak yang tidak diharapkan sekaligus menghindari hoaks yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Termasuk bagaimana keterlibatan Dinas Kominfo pada level sampai tingkat kecamatan dalam mensosialisasikan vaksinasi. Rasanya sudah sebagian besar masyarakat mengenal vaksinasi COVID-19," kata dia.