DKI Gelontorkan Rp3 Triliun Bangun Pengolahan Sampah di Selatan dan Timur, DPRD: Harus Punya Kualitas!
ILUSTRASI/DOK ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Pemprov DKI mulai membangun fasilitas pengolahan sampah antara (FPSA) di wilayah selatan dan timur Jakarta dengan anggaran lebih dari Rp3 triliun. Pengolahan sampah ini akan mereduksi sampah rumah tangga dan sejenisnya dan diklaim menggunakan teknologi ramah lingkungan.

Pembangunan FPSA pada wilayah layanan timur mencakup 9 kecamatan, yakni Cilincing, Kelapa Gading, Cakung, Pulogadung, Jatinegara, Duren Sawit, Tebet, Pancoran, Kramat Jati,

Sementara untuk wilayah selatan meliputi Setiabudi, Kebayoran Baru, Mampang Prapatan, Makasar, Cilandak, Pasar Minggu, Pasar Rebo, Cipayung, Jagakarsa, dan Ciracas.

Ketua Komisi D Bidang Pembangunan DPRD DKI Ida Mahmudah mewanti-wanti agar Pemprov DKI membangun FPSA di dua wilayah ini dengan kualitas tinggi. Pengerjaan FPSA tersebut dilakukan oleh BUMD DKI Perumda Pembangunan Sarana Jaya dengan menggaet perusahaan pemenang lelang.

"FPSA di Jakarta Selatan dan Timur yang ditugaskan oleh Pak Gubernur kepada Sarana Jaya ini sudah ada pemenangnya. Saya berharap semoga pemenangnya ini bukan karena sesuatu, tapi memang karena pemenangnya ini harus punya kualitas untuk dijadikan mitra Pemda DKI," kata Ida kepada wartawan, Rabu, 22 Desember.

Kepastian kesanggupan kontraktor yang dipilih Pemprov DKI untuk membangun FPSA ini, kata Ida, harus diperhatikan. Sebab, Pemprov DKI telah menaruh investasi lebih dari Rp3 triliun.

"Pertama, dia harus punya lahan. Kedua, dia harus punya modal untuk membangun ini, karena ini kan tidak sedikit anggarannya, Rp3 triliun lebih kalau tidak salah," ujar Ida.

Ida tak mau kesalahan rencana pembangunan pengolahan sampah beberapa tahun lalu kembali terulang. Seperti diketahui, pembangunan ITF Sunter yang ditugaskan pada BUMD PT Jakpro mandek karena tak mendapat pendanaan.

"Saya berharap pembangunan yang dilakukan Sarana Jaya tidak terjadi seperti yang Jakpro lakukan. Pengolahan sampah yang dikerjakan Jakpro ini kan ternyata terkendala karena faktor keuangan yang memang tidng sedang dalam proses pemilihan mitra. kita berharap tahun depan ini sudah mulai aktivitas fisik dari proyek itu," kata Bima pada Sabtu, 16 Oktober.

Bima memandang, pembangunan dua FPSA ini bisa menuntaskan masalah sampah Jakarta. Sebab, jumlah sampah yang dihasilkan DKI Jakarta cukup besar, mencapai 7.800 ton per hari. 

Terlebih, kapasitas penampung sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang dikhawatirkan akan penuh dalam empat tahun ke depan.