Bagikan:

JAKARTA - Sebuah sejarah akan tertulis di Chili. Seorang pria yang masih berusia 35 tahun, Gabriel Boric akan segera jadi pemimpin baru negeri itu.

Saat masih muda, Gabriel Boric adalah bekas pemimpin protes mahasiswa. Dan sesaat lagi dia akan memenangkan pertarungan bersejarah untuk menjadi presiden termuda Chili.

Boric telah menjanjikan perubahan ambisius untuk negara yang telah diguncang dalam beberapa tahun terakhir oleh demonstrasi massal menentang ketidaksetaraan dan korupsi. Ketika Boric memenangkan pencalonan blok kirinya untuk mencalonkan diri sebagai presiden, dia membuat janji yang berani.

"Jika Chili adalah tempat lahir neoliberalisme, itu juga akan menjadi kuburannya," katanya.

"Jangan takut pemuda mengubah negara ini," lanjut dia seperti dikutip dari BBC, Senin 20 Desember.

"Kami adalah generasi yang muncul dalam kehidupan publik yang menuntut hak kami dihormati sebagai hak dan tidak diperlakukan seperti barang konsumsi atau bisnis," kata Boric dalam pidato kemenangannya kepada ribuan pendukung, kebanyakan dari mereka adalah anak muda.

"Kami tahu bahwa keadilan bagi orang kaya terus ada, dan keadilan bagi orang miskin, dan kami tidak akan lagi (kami) mengizinkan orang miskin terus membayar harga ketidaksetaraan Chili," lanjut dia.

Dengan 99,95% suara dihitung, Boric menang dengan 55,87% suara, mengamankan kemenangan atas lawan sayap kanannya, Jose Antonio Kast, yang tertinggal dengan 44,13%. Boric akan dilantik sebagai Presiden pada 11 Maret.

Minggu pagi, Kast menyerahkan pemilihan kepada Boric dan memberi selamat kepada lawannya atas kemenangan besarnya.

"Mulai hari ini dia adalah Presiden terpilih Chili dan pantas mendapatkan semua rasa hormat dan kolaborasi konstruktif kami. Chili selalu menjadi yang pertama," cuit Kast.

Ilustrasi bendera Chili (Photo by Cristian Castillo on Unsplash)