BLORA - Ratusan warga dan pedagang tumpah di Jalan Randu Blatung, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo di Pasar Mulyorejo, Jumat, 17 Desember. Aktivitas jual-beli otomatis berhenti dan warga berebut menyapa Presiden.
“Pak, pak Jokowi.. pengin salaman karo pak Jokowi,” ujar seorang ibu sambil berebut posisi terbaiknya.
Jokowi kembali melakukan lawatan kerja ke Jawa Tengah. Kali ini, Jokowi melawat ke Kabupaten Blora sekaligus menjajal serta meresmikan Bandara Ngloram, Cepu, Blora menggunakan pesawat ATR 72-600.
Jokowi berada di Bandara Ngloram sekitar satu jam. Dari bandara, Jokowi yang direncanakan bertolak ke Ngawi, Jawa Timur, mampir menyapa pedagang dan warga di Pasar Mulyorejo, Cepu, Kabupaten Blora.
Ketika rangkaian kendaraannya tiba, masyarakat yang menunggu di pinggir jalan pun langsung berhamburan. Area pasar yang berada di tepi jalan Randu Blatung pun jadi lautan manusia.
Di tengah histeria menyambut Jokowi, konsentrasi massa terpecah saat Gubernur Ganjar Pranowo yang turut mendampingi Jokowi dalam kunkernya itu melintas.
“Wah ana pak ganjar, pak mriki pak, salim. Pak foto bareng pak,” teriak warga sahut menyahut.
Ganjar yang berjalan tanpa melepas tangan istrinya, Siti Atikoh, pun menuruti permintaan warga. Bak magnet, warga yang tak bisa menyapa langsung Jokowi langsung mendekat pada Ganjar.
“Yo kene, lha ndi iki hapene mati kok,” seloroh Ganjar menggoda warga yang hapenya diraih untuk wefie.
BACA JUGA:
Ganjar terus dikerubuti warga yang ingin berfoto atau sekadar bersalaman dengannya. Tak sedikit yang juga mendoakan kesehatan Ganjar. Orang nomor satu di Jateng itu pun pasrah. Namun sesekali, Ganjar mengingatkan agar warga memakai maskernya dengan benar.
“Iyo ayo foto, kui maskere dinggo. Ayo maskere dinggo sik. Wis gek ndang crak crek jepret,” tutur Ganjar sebelum kembali masuk dalam rangkaian kendaraan kunker Presiden Joko Widodo.
Sebagai informasi, Bandara Ngloram di Kecamatan Cepu, Blora, Jawa Tengah itu merupakan bandara milik PT Pertamina (Persero) sejak 1984. Kemudian dikembangkan oleh Kementerian Perhubungan dengan anggaran Rp 132 miliar. Menggunakan APBN, pengembangan Bandara Ngloram berlangsung sejak 2018 hingga 2021.