MEDAN - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi diminta meniru Wali Kota Medan Bobby Nasution dalam membuat kebijakan dengan anggaran yang minim.
Ketua Jurusan Ilmu Politik FISIP USU, Indra Fauzan mengatakan, sejak dipimpin Bobby Nasution, Kota Medan terus menunjukkan perubahan.
Indra menjelaskan, Bobby Nasution memilih kebijakan pro rakyat dengan anggaran yang minim. Beberapa kegiatan dilaksanakan dengan anggaran minim.
"Bobby terlihat tidak mau menghambur uang rakyat. Kita lihat bahwa dia menolak pengadaan mobil dinas baru hal ini tentunya sangat baik sekali. Anggaran pengadaan mobil dinas baru yang sangat banyak itu bisa dialihkan ke sektor lain," kata Indra, Jumat, 17 Desember.
Selain itu, dia juga melihat potensi lain dari kebijakan Bobby. Menurutnya banyak gebrakan yang dilakukan Bobby.
"Beliau yang belum genap 1 tahun menjabat tapi kinerja beliau sudah cukup terasa di masyarakat, tinggal bagaimana para pejabat birokrat ini mendukung kinerja beliau berkolaborasi bersama untuk menciptakan birokrasi yang melayani dan bersih agar rakyat merasakan manfaat dari kebijakan kebijakan pemerintah kota medan. Semua program OPD tidak project oriented tapi memang kepada public service yang transparan dan akuntabel, " jelasnya.
Indra mencontohkan Kesawan City Walk yang bisa jadi destinasi warga Medan.
"Sebagaimana kita ketahui bahwa komitmen wali kota adalah memberikan kebaikan bagi warga Kota Medan. Hal ini sudah tampak dari beberapa terobosan kebijakan yang berpihak kepada rakyat," katanya.
BACA JUGA:
Sementara itu, di sisi lain Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mendapatkan kritik akibat rencana merenovasi rumah dinas. Untuk pengadaan aspal di rumah dinas saja, dianggarkan Rp2 miliar.
Pengamat politik dan pemerintahan asal USU, Dadang Darmawan pun menyarankan agar Gubsu Edy melakukan hal serupa agar bisa lebih dekat dengan masyarakat.
"Apa yang dilakukan wali kota itu paling tidak gubernur berikan hal sama agar masyarakat bisa lebih dekat, bisa berdialog. Jangan pula membuka pintu ke masyarakat sampai harus renovasi besar-besaran juga kan," kata Dadang.
Dadang menyebut, dibukanya pintu Balai Kota untuk masyarakat hendaknya dimanfaatkan dengan baik oleh warga Medan untuk mengadu, beri informasi dan mencari solusi.
"Yang dilakukan wali kota berharap itu lebih disosialisasikan. Manfaatkan pintu terbuka yang diberikan wali kota. Masyarakat manfaatkan pintu terbuka itu, saya yakin masyarakat lebih mudah menjangkau pemerintah berikan informasi dan solusi," jelasnya.
"Saya sambut baik pintu terbuka dari masyarakat. Di awal saya katakan saya berharap sosialisasi lebih baik di masyarakat. Toh masyarakat bisa lebih dekat dengan wali kota dan cari solusi masalah yang dihadapi," pungkas Dadang.