Diberi Vaksin Nusantara, Pendeta Daud Toni Seperti Aburizal Bakri, Gatot Nurmantyo dan Tokoh Lainnya
Dari kiri ke kanan Pendeta Daud Toni, Peneliti Utama Vaksin Nusantara Kolonel CKM dr. Jonny SpPD-KGH, MKes, MM, dan A. Budi

Bagikan:

JAKARTA - Pendeta Daut Toni menyusul sejumlah tokoh yang mendapat suntikan Vaksin Nusantara seperti Aburizal Bakrie, Gatot Nurmantyo, Arzetty Bilbina, LaNyalla Mattalitti, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Daud Toni mengungkapkan kondisi tubuhnya usai mendapat suntikan Vaksin Nusantara besutan Mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. Usai mendapat Vaksin Nusantara kondisi tubuhnya semakin fit dalam melakukan aktivitas hariannya sebagai pendeta.   "Waktu divaksin Nusantara badan tambah enak, tidur juga tambah enak. Tidak ada efek samping apa-apa," ujarnya saat berbincang dengan wartawan, Kamis 16 Desember.

Daud Toni bercerita, usai dapat Vaksin Nusantara banyak bertemu dengan orang-orang atau jemaatnya yang terjangkit virus SARS-CoV-2 itu.  "Pernah kejadian saya naik mobil, sopirnya kena corona sampai karantina. Saya kemudian sampai dicek. Hasilnya tetap negatif," katanya.

Suatu kali, kata Daud Toni, dia pernah rapat dengan dan berbincang dengan kawan usai meminta didoakan. Tanpa disadari, orang tersebut terjangkit COVID-19 usai merawat anaknya yang juga terjangkt virus yang disebut berasal dari Wuhan, Tiongkok itu. 

"Kejadian itu sering. Bahkan ada jemaat yang minta doa. Habis itu dia ngomong dia penderita corona. Nah, di gereja kita nggak bisa nolak jika ada umat datang. Kita nggak tahu orang yang minta doa ternyata kena corona," ungkapnya.

Tak hanya itu, tambahnya, pernah dia diminta mendoakan orang yang akan masuk Unit Gawat Darurat (UGD). "Itu kejadiannya di Solo. Waktu habis saya doakan tiba-tiba ada yang datang pakai baju APD. Pasien yang kena corona ini kan buka masker, nggak tahunya mau dikirim ke ventilator," kisahnya.

Sejak bulan Juni 2020 lalu mendapat suntikan Vaksin Nusantara, lanjutnya, banyak bertemu orang-orang yang terjangkit COVID-19.  "Saya sudah jalan sampai Bali, Surabaya dan Jakarta lewat jalan darat. Banyak ketemu orang-orang kena corona. Kita berinteraksi, nggak masalah dicek tetap negatif aja. Jadi, menurut saya vaksin yang benar ya Vaksin Nusantara. Karena saya sudah nyoba, sekali untuk seumur hidup." 

"Karena saya ketemu orang-orang yang terjangkit corona sudah sering, kita kan diminta doa untuk jemaat, nggak mungkin kita nolak. Nah, kadang jemaatnya nggak ngomong kalau kena corona dan itu sering kejadian. Semuanya berkat Tuhan, buktinya sampai sekarang negatif corona," katanya.

Pendapat senada disampaikan seorang sukarelawan Vaksin Nusantara lainnya, Budi mengungkapkan, sebelum mendapat Vaksin Nusantara dia mengaku susah berjalan lantaran kakinya sakit. "Waktu naik tangga itu susah. Setelah divaksin Nusantara lebih enak untuk naik tangga. Sementara nggak ada masalah setelah divaksin Nusantara," ucapnya.

Sejak mendapat Vaksin Nusantara pada April 2020 lalu, Antoni mengaku bertemu banyak orang. Namun, hingga kini dia tak pernah merasakan efek samping dan terjangkit COVID-19.  "Selama ini ketemu orang banyak, saya di kantor terus. Nggak ada masalah," tandasnya.