Bagikan:

BANJARMASIN - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan menyatakan sulit membenahi 3 sungai yang ada di daerah itu yakni Sungai Guring, Sungai Kelayan dan Sungai Pekapuran karena ketiganya padat permukiman penduduk.

"Padahal ketiga sungai ini penting dibenahi, karena fungsinya sangat vital," ujar Kabid Sungai Dinas PUPR Kota Banjarmasin Huzbulwathani dikutip Antara, Senin, 13 Desember.

Menurut dia, sangat pentingnya ketiga sungai ini karena berkaitan dengan kelancaran aliran anak-anak sungai lainnya untuk mengalir ke sungai besar Martapura.

"Salah satunya sungai Pemurus yang menjadi penopang di Beruntung Jaya dan Perona sekitarnya di wilayah Banjarmasin Selatan itukan gugurnya ke sungai Guring, ujung-ujungnya mengalir ke sungai Kelayan dan Pekapuran," tuturnya.

Sehingga, kata dia, ketiga sungai yang saling berkaitan ini harus dibenahi, karena bisa menarik aliran sungai lainnya untuk antisipasi banjir khususnya.

"Kita ingin sekali membenahi tiga sungai ini secara maksimal, tapi kendala besarnya pemukiman penduduk yang padat hampir di ketiga sungai itu," paparnya.

Sebagaimana yang sudah dilaksanakan pemerintah kota, ujar Thony panggilan akrabnya, normalisasi sungai Guring yang lama mati suri, namun masih terkendala besar untuk konektivitas ke sungai Kelayan dan Pekapuran.

"Tahun 2019 kita normalisasikan sungai Guring, teknis pengerukannya susah karena banyak rumah di bantarannya itu kiri dan kanan, terpaksa digusur, karena banyak masyarakat tidak setuju, sempat juga kita ngerjakan dapat intimidasi," ujarnya.

Dikatakan dia, pemerintah kota harus berjuang untuk menormalisasi ketiga sungai tersebut, apalagi sungai Kelayan dan Pekapuran yang harus membebaskan banyak bangunan.

"Jika kita paksa dikeruk tanpa pembebasan khawatirnya banyak rumah yang roboh, itulah kesulitannya," papar Thony.

Menurut dia, pemerintah kota melalui Dis-PUPR, terus melakukan normalisasi sungai, khususnya sungai antisipasi banjir, seperti sungai A Yani, Sungai Veteran dan Sungai Zafri Zamzam.

"Tahun ini ada beberapa sungai kita keruk dan normalisasi termasuk yang tiga tadi dengan anggaran Rp8,7 miliar," ujarnya.