JAKARTA - Plt. kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengungkapkan tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian warga yang hilang akibat erupsi Gunung Semeru selama enam hari ke depan di tiga lokasi.
"Tim SAR gabungan menargetkan waktu 6 hari ke depan melakukan pencarian dengan fokus di wilayah Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh dan wilayah Desa Curah Kobokan," kata Abdul Muhari dalam keterangannya, Kamis, 9 Desember.
Pada hari keenam pascaerupsi, tercatat korban meninggal dunia 39 orang dan hilang 13. Petugas di lapangan masih terus melakukan identifikasi dan verifikasi terhadap warga meninggal.
Jumlah warga yang mengungsi akibat erupsi Gunung Semeru terus meningkat. Data terakhir Pos Komando (posko) Tanggap Darurat Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru, pengungsi berjumlah 6.022 jiwa yang tersebar di 115 titik pos pengungsian.
BACA JUGA:
Sebaran jumlah penyintas paling banyak berada di Kecamatan Candipuro dengan 2.331 orang. Kemudian di Kecamatan Pasirian 983 orang, Pronojiwo 525, Tempeh 554, Sumbersuko 302, Lumajang 271, Pasrujamber 212, Sukodono 204, Kunir 127, Tekung 67, Senduro 66, Padang 62, Jatiroto 59, Kedungjajang 50, Klakah 45, Yosowilangun 40, Rowokangkung 37, Ranuyoso 26, Randuagung 24, Tempusari 23 dan Gucialit 14.
"Posko terus memutakhirkan data warga terdampak maupun warga yang mengungsi di wilayah Kabupaten Lumajang, Malang dan Blitar," ungkap Abdul Muhari.
Selain pengungsian, erupsi juga berdampak pada aset warga seperti rumah warga dan hewan ternak. Data sementara mencatat rumah terdampak 2.970 unit dan hewan ternak 3.026 ekor, dengan rincian sapi 764 ekor, kambing 684 dan unggas lainnya 1.578.
Sementara itu, data sementara fasilitas umum (fasum) terdampak di antaranya sarana pendidikan 42 unit, sarana ibadah 17, fasilitas kesehatan 1 dan jembatan rusak 1.
Sejauh ini, Gunung Semeru terpantau mengalami 2 kali gempa letusan dan durasi gempa 55 sampai 125 detik. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginformasikan terjadi 7 kali gempa guguran dengan durasi 50 sampai 120 detik.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq menetapkan status tanggap darurat bencana dampak awan panas dan guguran Gunung Semeru selama 30 hari. Hal ini merespons bencana erupsi di Gunung Semeru yang terjadi sejak Sabtu, 4 Desember lalu.