Bagikan:

JAKARTA - Warga yang mengungsi usai erupsi Gunung Semeru terus bertambah. Pada Senin, 6 Desember pukul 20.15 WIB, jumlah pengungsi sebanyak 2.004 jiwa. Pada hari ini per pukul 12.00 WIB, pengungsi bertambah menjadi 3.697 jiwa.

"Warga yang mengungsi ini sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Lumajang, sedangkan di Kabupaten Malang hanya terdapat 24 jiwa," kata Plt. Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Selasa, 7 Desember.

Sebaran titik pengungsian berada di di Kabupaten Lumajang berada di Kecamatan Pronojiwo dengan 9 titik berjumlah 382 jiwa, Kecamatan Candipuro 6 titik 1.136 jiwa, Kecamatan Pasirian 4 titik 563 jiwa, Kecamatan Lumajang 188 jiwa, Kecamatan Tempeh 290 jiwa, Kecamatan Sumberseko 67 jiwa, Kecamatan Sukodono 45 jiwa.

Pada hari keempat penanganan darurat usai awan panas guguran Semeru, tercatat warga luka-luka sebanyak 56 jiwa, hilang 17 jiwa dan meninggal dunia 34 jiwa, sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa.

"Terkait dengan jumlah warga yang dinyatakan hilang dan luka, posko masih melakukan pemutakhiran data dan validasi," ungkap Abdul Muhari.

Selain itu, erupsi mengakibatkan 2.970 unit rumah terdampak. Sampai saat ini, pemerintah daerah masih melakukan pemutakhiran jumlah rumah terdampak maupun tingkat kerusakan. Bangunan terdampak lainnya berupa fasilitas pendidikan 38 unit dan jembatan Gladak Perak terputus.

Sejauh ini, Gunung Semeru terpantau mengalami 2 kali gempa letusan dan durasi gempa 55 sampai 125 detik. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginformasikan terjadi 7 kali gempa guguran dengan durasi 50 sampai 120 detik.

Bupati Lumajang Thoriqul Haq menetapkan status tanggap darurat bencana dampak awan panas dan guguran Gunung Semeru selama 30 hari. Hal ini merespons bencana erupsi di Gunung Semeru yang terjadi sejak Sabtu, 4 Desember lalu.