BADUNG - Tumpukan sampah dari laut kembali mengotori sepanjang Pantai Kuta, Seminyak dan Legian di Kabupaten Badung, Bali. Sampah-sampah tersebut gelondongan kayu, batang dan ranting kayu serta sampah plastik.
Koordinator Deteksi Evakuasi Sampah Laut (Desalut) Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung, I Made Gede Dwipayana mengatakan, bahwa sampah-sampah itu sudah mulai masuk ke pinggir pantai sejak Sabtu, 4 Desember.
"Kondisi pantai parah banget. Awalnya itu, Sabtu malam sekitar jam 10 airnya naik dan bawah sampah banyak banget. Terus, kemarin hujan lebat sampai tadi pagi itu nambah lagi," kata Dwipayana, saat dihubungi, Senin, 6 Desember.
Sampah-sampah tersebut tersebar di sepanjang Pantai Kuta, Legian dan Seminyak dan sejumlah petugas sudah mulai membersihkan sejak pagi tadi. Sekitar pukul 12.00 WITA pembersihan dihentikan karena air laut kembali naik dan cuaca yang tak mendukung karena hujan.
"Kalau sebaran sampah belum semuanya kita sempat kumpulkan. Tadi kita eksekusi airnya keburu naik juga. Alat susah bergerak dibawa, karena cuaca tidak mendukung," imbuhnya.
Dwipayana mengatakan sampah di Pantai Kuta yang sudah dikumpulkan sudah sekitar 30 ton, di Seminyak sekitar 15 ton dan Legian sekitar 20 ton. Sementara, petugas yang diturunkan ada sekitar 20 Unit Reaksi Cepat (URC) dari DLHK Badung, dibantu oleh pengelola pantai dan para pedagang untuk membersihkan sampah-sampah tersebut.
"Rencana tadi kita turunkan sekitar 400 tenaga penyapuan, kita sebar di Pantai Seminyak, Legian, Kuta, tapi terkendala hujan lebat dan angin kencang tepaksa kita tunda dan besok kita turunkan semua tim," ujar Dwipayana.
BACA JUGA:
Sampah yang terkumpul dikumpulkan di tempat penampungan sampah sementara sebelum diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Diprediksi puncak sampah kiriman akan terjadi pada Desember dan Januari. Biasanya sampah yang datang berupaya kayu besar dan plastik yang berserakan di pantai. Kemudian, kiriman sampah ini berasal dari Pulau Jawa dan juga daerah Bali bagian barat, seperti Jembrana dan Tabanan.
“Kita kumpulkan di tempat penitipan sementara sebelum kita angkut di TPA. Untuk sampah plastik sedikit, yang dominan batang dan ranting kayu. Masih banyak sampah (berserakan) karena kondisi tidak dukung untuk dieksekusi," ujarnya.
Sementara dihubungi secara terpisah, Bendesa atau Kepala Desa Adat Kuta Wayan Wasista mengatakan, sampah kiriman datang karena sudah musim angin barat dan kendati dibersihkan beberapa saat sampah tersebut datang kembali.
"Angin barat kan biasa itu setiap tahun, kalau sudah angin barat sampah kiriman sudah mulai berdatangan. Namun, dari Desa Adat tidak tinggal diam tetap kita bersihkan," ujarnya.
Wasista mengatakan, untuk pembersihan dibantu empat komponen, yaitu dari Desa Adat, lalu dari relawan, pedangan dan pihak DLHK Badung, Bali.
“Masing-masing pedagang sebelum melakukan aktivitasnya wajib untuk melakukan bersih-bersih sehingga pantai Kuta tetap bersih. Untuk pengangkutannya kami dibantu DLHK juga. Jadi 4 komponen yang selalu membersihkan. Walaupun banyak sampah itu, tetap kami bekerja," ujarnya.