14 Warga Sipil yang Diduga Pemberontak Tewas Ditembak, Pengunjuk Rasa Serang Kamp Pasukan India
Ilustrasi pengunjuk rasa di India melakukan pembakaran. (Wikimedia Commons/Mfi.media)

Bagikan:

JAKARTA - Para pengunjuk rasa melemparkan batu dan membakar daerah sekitar kamp milik pasukan India di timur laut terpencil, dengan satu warga sipil ditembak mati dalam kekerasan baru sehari setelah 14 orang terbunuh oleh pasukan pertahanan, kata para pejabat.

Sedikitnya 14 warga sipil dan satu anggota pasukan keamanan tewas di negara bagian Nagaland pada Sabtu malam, setelah pasukan India mengira sekelompok buruh sebagai militan dan melepaskan tembakan.

Lebih dari selusin warga sipil dan beberapa anggota pasukan keamanan juga terluka dalam insiden dan kekerasan yang terjadi setelahnya, kata seorang pejabat kementerian pertahanan federal yang berbasis di New Delhi.

Menteri Dalam Negeri India Amit Shah mengatakan, dia sedih mendengar berita tentang warga sipil, yang merupakan anggota kelompok suku setempat, tewas terbunuh.

Sementara, Kepala Menteri Nagaland Neiphiu Rio mengatakan kepada Reuters seperti dikutip 6 Desember, penyelidikan akan dilakukan dan yang bersalah dihukum. Dia mengatakan, insiden itu adalah hasil dari kegagalan intelijen.

Timur laut India adalah rumah bagi jaringan kompleks kelompok suku, banyak di antaranya telah meluncurkan pemberontakan, menuduh New Delhi menjarah sumber daya dan berbuat sedikit untuk memperbaiki kehidupan mereka.

Orang-orang di Nagaland sering menuduh pasukan keamanan salah menargetkan penduduk setempat yang tidak bersalah, dalam operasi kontra-pemberontakan mereka terhadap kelompok pemberontak.

Pada hari Minggu, warga sipil melancarkan protes terhadap pemerintah di Distrik Mon di Nagaland, di mana 14 warga suku setempat tewas.

"Ada massa di luar yang melempari batu," kata seorang pejabat keamanan yang tidak mau disebutkan namanya dari kamp, ​​yang dikelilingi oleh pengunjuk rasa.

"Seorang warga sipil ditembak mati dan dua lagi terluka dalam penembakan oleh Assam Rifles beberapa waktu lalu di Kota Mon," jelas Noklem Konyak, presiden Serikat Mahasiswa Konyak melalui telepon.

assam rifles
Ilustrasi pasukan Assam Rifles. (Wikimedia Commons/Ministry of Defense)

Konya adalah suku yang dominan di Distrik Mon. Sementara, pejabat militer dan pemerintah India tidak segera dapat berkomentar mengenai pembunuhan terbaru.

Insiden Hari Sabtu terjadi di dan sekitar Desa Oting, Distrik Mon yang berbatasan dengan Myanmar, selama operasi kontra-pemberontakan yang dilakukan oleh anggota Assam Rifles, pasukan paramiliter tertua di negara itu, terang seorang pejabat senior polisi yang berbasis di Nagaland.

Penembakan dimulai ketika sebuah truk yang membawa 30 atau lebih pekerja tambang batu bara melewati kamp Assam Rifles.

"Pasukan memiliki masukan intelijen tentang beberapa gerakan militan di daerah itu. Saat melihat truk, mereka mengira para penambang sebagai pemberontak dan melepaskan tembakan yang menewaskan enam pekerja," ungkap pejabat senior polisi kepada Reuters, yang meminta tidak disebutkan namanya.

"Setelah berita penembakan menyebar di desa, ratusan warga suku mengepung kamp. Mereka membakar kendaraan Assam Rifles dan bentrok dengan polisi menggunakan senjata rakitan," tandasnya.

Anggota Assam Rifles membalas, di mana dalam serangan kedua delapan warga sipil dan seorang anggota pasukan keamanan tewas, sebut pejabat itu.

Naga Mothers 'Association (NMA), sebuah kelompok hak-hak berpengaruh' di Nagaland, mengimbau semua suku Naga untuk berduka atas hilangnya nyawa warga sipil, menuntut agar kanton tentara India dipindahkan dari wilayah sipil.

"Biarkan dunia tahu kesedihan dan kesedihan kami dan semoga suara protes kami didengar terhadap militerisasi dan pembunuhan yang terus berlanjut di bawah Undang-Undang Kekuatan Angkatan Bersenjata," papar Abeiu Meru, presiden NMA.

Undang-undang tersebut memberikan kekuatan besar kepada angkatan bersenjata untuk mencari dan menangkap, dan melepaskan tembakan jika mereka menganggap perlu untuk memelihara ketertiban umum di beberapa bagian negara yang mereka nyatakan sebagai "daerah yang terganggu".

Beberapa bagian Nagaland diberi penunjukan itu oleh pemerintah federal tahun lalu.

Polisi dan pejabat pemerintah setempat telah meningkatkan kewaspadaan dan berpatroli di seluruh negara bagian perbatasan menjelang upacara terakhir untuk orang mati yang dijadwalkan pada hari Senin.

Untuk diketahui, dalam beberapa tahun terakhir India telah mencoba membujuk Myanmar untuk mengusir pemberontak dari pangkalan di hutan lebat di wilayah yang tidak berpagar, yang berbatasan dengan Nagaland, Manipur dan Arunachal Pradesh.

Terkait