JAKARTA - PDI Perjuangan dan Partai Gerindra saling berkoalisi di tengah ajang kontestasi Pilkada 2020. Kemesraan dua partai ini, disebut pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Aisah Putri Budiarti sebagai bentuk persiapan menuju Pilpres 2024.
Menurutnya koalisi antara partai besutan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto itu sangat mungkin terjadi meski di tahun 2014 dan 2019 lalu, dua partai ini bersaing keras dalam pemilihan presiden dan wakilnya. Apalagi, Putri menilai, dalam politik semua hal bisa terjadi.
"Dalam politik segala sesuatu sangat mungkin terjadi. Melihat dari pengalaman sebelumnya ketika Megawati berpasangan dengan Prabowo dan kemudian dengan masuknya Prabowo ke dalam kabinet Jokowi dan menjadi bagian dari koalisi pemerintah, maka bukan tidak mungkin hubungan baik ini terus dipupuk untuk Pilpres 2024," kata Putri saat dihubungi VOI, Rabu, 12 Agustus.
Hanya saja, Putri menilai hal ini masih bisa berubah dan biasanya ditentukan oleh momentum jelang pelaksanaan pemilu. "Meski ada potensi kedua partai ini akan berkoalisi menuju pemilu mendatang," tegasnya.
Lagipula, dirinya menilai, relasi politik secara lokal yang tergambar pada pemilihan kepala daerah belum tentu sejalan dengan politik nasional. Sehingga dirinya belum yakin meski Partai Gerindra dan PDIP akan berkoalisi di Pilpres 2024 meski saat ini keduanya tengah memanaskan mesin partai dan kerap memperlihatkan ada kecocokan di level daerah dalam Pilkada 2020 ini.
"Jadi saya tidak terlalu melihat hal itu (kerja sama di Pilkada 2020, red) sebagai patokan peluang koalisi dalam pemilu ke depan meski bisa jadi situasi itu menjadi tanda relasi partai menguat karena bagaimanapun penentuan calon dalam pilkada diputuskan oleh dewan pengurus pusat (DPP). Sehingga elite nasional PDIP-Gerindra mau memperlihatkan ada kolaborasi dan kecocokan kuat di level daerah dalam pencalonan pilkada ini," ujarnya.
BACA JUGA:
Diketahui, PDIP dan Partai Gerindra belakangan ini memang kerap menunjukkan kemesraan mereka baik di dalam Pilkada 2020 maupun di tingkat nasional. Salah satu kemesraan ini terlihat ketika Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri hadir secara virtual dan memberikan sambutan di kongres luar biasa (KLB) Partai Gerindra.
Dalam sambutannya itu, Megawati meyakini KLB Gerindra akan menghasilkan keputusan yang mampu menguatkan kondisi politik nasional karena kembali mengukuhkan Prabowo Subianto sebagai ketua.
Sementara di daerah, PDIP dan Gerindra berkoalisi di sejumlah ajang pilkada seperti di Pilwalkot Tangerang Selatan dengan mengusung Muhammad-Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, Pilwalkot Solo dengan mengusung Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa, dan Pilwalkot Medan dengan mengusung Bobby Nasution-Aulia Rahman.
Meski begitu, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto enggan mengatakan kemesraan partainya dan Partai Gerindra ini akan berlanjut pada koalisi di tahun 2024. Sebabnya, PDIP saat ini tengah berfokus untuk menghadapi pilkada dan melakukan persiapan untuk Pilpres 2024 dengan melakukan kaderisasi.
Dia juga menilai, selama tiga gelombang pengumuman calon kepala daerah yang diusung PDIP, partai yang paling banyak menjadi koalisinya adalah Partai Golkar. "Dan yang paling sedikit dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS)," ujar Hasto dalam konferensi pers secara daring, Selasa, 11 Agustus.
Hanya saja dia tak menjelaskan lebih detail mengenai jumlah koalisi yang dibangun PDIP bersama dengan Partai Golkar, Partai Gerindra, PKS dalam pilkada serentak di 270 daerah.