Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup di zona merah pada awal pekan ini. Rupiah Senin 10 Agustus ditutup melemah 0,15 persen atau 23 poin ke level Rp14.648 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah dipicu kemungkinan pasar yang was-was dengan ketegangan hubungan AS dengan China.

"Itu setelah Presiden Donald Trump mengeluarkan perintah pemblokiran Wechat dan Tik Tok di AS dan sanksi untuk para pejabat China dan Hong Kong yang mengeluarkan UU Keamanan Hong Kong," ujar Ariston kepada VOI.

Sikap AS ini, kata Ariston, bisa mengganggu hubungan dagang dengan China yang bisa merembet ke negara lainnya, karena dua negara ini adalah dua negara dengan perekonomian terbesar dunia.

Hingga pukul 15.00 WIB, pergerakan mata uang di kawasan Asia Pasifik masih bervariasi. Namun kini ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia, setelah melemah 0,20 persen terhadap dolar AS.

Disusul, dolar Taiwan yang turun ke zona merah setelah terkoreksi 0,10 persen. Selanjutnya ada won Korea Selatan yang terdepresiasi 0,08 persen.

Kemudian dolar Singapura dan yen Jepang sama-sama melemah 0,07 persen di hadapan dolar AS.

Sementara itu, baht Thailand masih menjadi mata uang dengan penguatan terbesar setelah naik 0,22 persen. Diikuti, peso Filipina yang menguat 0,05 persen.

Selanjutnya, rupee India terapresiasi 0,03 persen serta yuan China naik 0,02 persen. Sedangkan dolar Hong Kong masih bergerak tipis dan menguat 0,001 persen di sore ini.