Geliatkan Kembali Pariwisata, Jepang Gratiskan Layanan Kereta Peluru Shinkansen untuk Anak-anak
Ilustrasi kereta peluru shinkansen Jepang. (Wikimedia Commons/Rsa)

Bagikan:

JAKARTA - Salah satu sektor yang terpukul parah akibat pandemi COVID-19 sejak tahun lalu adalah pariwisata. Mayoritas destinasi wisata di dunia terpukul akibat virus corona.

Seiring dengan meningkatnya vaksinasi COVID-19 dan virus yang semakin terkendali, sejumlah negara secara bertahap melonggarkan pembatasannya, menggeliatkan kembali aktivitas perekonomian yang salah satunya adalah pariwisata.

Di Jepang, anak-anak akan diizinkan naik kereta peluru shinkansen yang melintasi sebagian besar kota terbesar di negara itu secara gratis, sebagai bagian dari kampanye untuk menghidupkan kembali pariwisata domestik yang dilanda pandemi virus corona, kata operator Jumat.

Program yang digelar antara Rabu lalu hingga 19 Desember akan mencakup layanan super ekspres Nozomi yang berhenti di stasiun-stasiun utama, termasuk Tokyo, Nagoya, Kyoto, Shin-Osaka dan Hakata, kata Central Japan Railway Co. dan West Japan Railway Co, mengutip Kyodo News 19 November.

Agar memenuhi syarat untuk kampanye, penumpang harus memesan kursi melalui sistem online khusus anggota, dengan pembayaran untuk orang dewasa dan anak-anak dilakukan pada saat yang sama dengan kartu kredit. Tarif anak akan dikembalikan sekitar dua minggu kemudian, jelas perusahaan.

Syaratnya, penumpang anak harus berusia antara enam hingga 11 tahun dan didampingi oleh orang dewasa. Menariknya, satu penumpang dewasa dapat membawa hingga lima anak bepergian dengan gratis.

Ini akan menjadi kampanye pertama oleh dua operator kereta api besar, yang pada Bulan Maret akan menandai peringatan 30 tahun peluncuran layanan Nozomi.

Untuk diketahui, menyusul penurunan tajam baru-baru ini dalam infeksi virus corona di Jepang, pemerintah bertujuan untuk merangsang permintaan perjalanan domestik dengan memulai kembali program subsidi "Go To Travel" sekitar Februari. Sebelumnya, program ini ditangguhkan pada Desember tahun lalu karena penyebaran virus corona.