Arteria Dahlan Singgung Polisi Hingga Hakim Tak Boleh di-OTT, Novel Baswedan: Belajar di Mana?
Politikus PDIP Arteria Dahlan (Foto: Instagram @arteriadahlan)

Bagikan:

JAKARTA - Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengatakan seluruh pejabat harusnya dilarang untuk menjadi objek operasi tangkap tangan (OTT).

Hal ini disampaikannya sebagai sindiran menanggapi pernyataan anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Arteria Dahlan yang mengatakan polisi, jaksa, dan hakim tidak seharusnya bisa ditangkap lewat operasi senyap jika terjerat kasus korupsi.

"Sekalian saja, semua pejabat tdk boleh di OTT agar terjaga harkat dan martabatnya. Mau korupsi atau rampok uang negara bebas," kata Novel seperti dikutip dari akun Twitternya @nazaqistsha, Jumat, 19 November.

Novel mengaku bingung dengan pernyataan Arteria tersebut. Bahkan, Novel mempertanyakan bagaimana mungkin seorang anggota DPR RI punya pemikiran semacam itu.

"Kok bisa ya anggota DPR berfikir begitu? Belajar dimana," ungkapnya.

Arteria Dahlan mengatakan polisi, hakim, dan jaksa harusnya tak boleh jadi objek operasi senyap yang kerap dilakukan. Pendapatnya ini dia lontarkan saat mengisi diskusi daring pada Kamis, 18 November.

"Ke depan di Komisi III, kita juga sedang menginsiasi. Saya pribadi, saya yakin yang namanya polisi, hakim, jaksa itu tidak boleh di-OTT. Bukan karena kita pro koruptor tapi karena mereka adalah simbol negara di bidang hukum," kata Arteria.

Dia mengatakan sebenarnya banyak cara untuk melakukan penindakan hukum terhadap perilaku korupsi selain OTT. Apalagi, operasi macam ini kerap menimbulkan tudingan kriminalisasi dan politisasi.

"Padahal kita punya sumber daya polisi, jaksa, hakim, penegak hukum yang hebat-hebat. Masa iya sih, modalnya hanya OTT tidak dengan melakukan bangunan konstruksi hukum yang lebih bisa dijadikan, di-challenge oleh semua pihak, sehingga fairnessnya lebih terlihat," pungkasnya.