JAKARTA - Penindakan tegas terhadap kelompok teroris di wilayah Papua (Kelompok Kriminal Bersenjata) selalu dihubung-hubungkan saat Densus 88 Mabes Polri berhasil mengamankan terduga teroris. Seperti yang terjadi di Bekasi, Jawa Barat, beberapa hari belakangan ini.
Banyak pihak yang menganggap, Densus 88 hanya fokus terhadap terorisme di wilayah lain di luar Papua. Sedangkan KKB yang masuk kelompok teroris justru luput dari penindakan petugas.
Salah satu yang vokal menyoroti persoalan adalah Hidayat Nur wahid (HNW). Wakil Ketua MPR RI sekaligus politisi PKS ini heran, Densus 88 Antiteror justru tidak hadir dalam menangani dan menangkal aksi teror yang dilakukan KKB Papua.
Padahal, kelompok ini telah meresahkan negara karena menimbulkan kerugian, baik materi maupun immateril.
"Bahkan, mereka sudah menantang negara, menurunkan bendera merah putih, mereka sudah membunuh prajurit TNI, Polri, membunuh nakes, membakar pasar, puskesmas, dan sekolah. Ini teroris yang nyata di depan mata dan mengancam NKRI. Kok, tidak kedengaran Densus 88 yang melakukan penangkapan,” ujar Hidayat kepada wartawan, Kamis, 18 November.
Hidayat juga mengingatkan pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD bahwa sejak April lalu, KKB Papua sudah dinyatakan negara sebagai kelompok teroris.
Hidayat khawatir, responsifnya Densus 88 atas penangkapan tiga ulama daripada KKB di Papua bisa menimbulkan pertanyaan besar di tengah masyarakat.
Salah satunya, tentang penanganan Densus 88 Antiteror yang selalu menyasar kelompok beragama.
"Ketidakadilan begini memunculkan tanda tanya besar, kenapa yang kemudian disasar pihak yang beragama Islam,” kata politikus senior PKS itu.
Terpisah, pegiat media sosial Denny Siregar juga mempertanyakan, kenapa aksi Densus 88 ini selalu dibandingkan dengan penindakan pada KKB Papua. Selama ini, menurut Denny, Densus dan petugas di Papua sudah berjuang habis-habisan memberantas kelompok berbahaya tersebut.
"Setiap habis tangkap teroris, si kadrun2 pesek itu selalu bilang, "kenapa Densus gak berani tangkap KKB Papua??" KKB Papua itu udah diperangin, udah ditangkapin, tapi belum habis. Begitu juga teroris, malih," kata Denny lewat akun Twitter-nya @Dennysiregar7 dikutip pada Kamis, 18 November.
"Kalo maen yang jauh, jangan cuman di ember doang," tegas Denny.
Setiap habis tangkap teroris, si kadrun2 pesek itu selalu bilang, "kenapa Densus gak berani tangkap KKB Papua ??"
KKB Papua itu udah diperangin, udah ditangkapin, tapi belum habis. Begitu juga teroris, malih..
Kalo maen yang jauh, jangan cuman di ember doang..
— Denny siregar (@Dennysiregar7) November 18, 2021
Ada tiga orang yang diciduk Densus 88 di Bekasi Jawa Barat. Ketiganya adalah mubaligh yaitu Ustaz Farid Okbah (FAO), Ustaz Zain An-Najah (ZA), dan Ustaz Anung Al-Hamat (AA). Salah satu terduga adalah anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI).
BACA JUGA:
Dari hasil pendalaman Densus, Farid Okbah dan dua tersangka lainnya ditangkap karena diduga terlibat dengan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI).
Farid disebut memiliki sejumlah latar belakang di jaringan teroris JI. Densus juga menyebut Farid merupakan bagian dari tim sepuh atau Dewan Syuro di organisasi teroris tersebut.
Selain itu, Farid Okbah juga merupakan anggota dewan syariah Lembaga Amil Zakat Badan Mal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA) atau Yayasan amal yang didirikan untuk pendanaan JI.Ramadhan menjelaskan, Farid Okbah terlibat dalam pertemuan yang berkaitan dengan pengkaderan Jamaah Islamiyah (JI) di Bekasi.