Bagikan:

SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya gerak cepat melakukan intervensi ke rumah warga yang ambruk di Jalan Pogot Baru No 04 RT/RW 01/06, Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (BPB) dan Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, dari keterangan penghuni rumah, sekitar pukul 04.20 WIB atau setelah salat subuh, terdengar suara retakan kayu dari atap rumah.

"Selang beberapa menit, langsung terdengar suara gemuruh dan material pada atap rumah berjatuhan yang mengakibatkan penghuni panik dan lari keluar rumah. Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam kejadian ini," kata Irvan dikutip Antara, Selasa, 16 November.

Irvan mengatakan rumah tersebut dihuni oleh empat orang jiwa. Mereka terdiri dari Ibu bersama tiga orang anaknya yang tercatat masih dalam satu KK. Sedangkan bidang yang ambruk, luasannya sekitar 2x4 meter dari total keseluruhan 4x10 meter luas rumah yang dihuni.

"Rumah tersebut ambruk pada bagian ruang belakang, diduga atap kayu sudah keropos karena rayap," katanya.

Mantan Kepala Satpol PP Kota Surabaya itu menjelaskan petugas BPB dan Linmas yang tiba di lokasi, langsung melakukan pengamanan dan pendataan.

Selain itu, kata dia, pihaknya bersama Dinas Cipta Karya juga melakukan pembersihan atap yang ambruk hingga dipastikan aman.

"Setelah tiba di lokasi, petugas langsung melakukan pembersihan dan pengamanan," ujar dia.

Sebagai bentuk intervensi awal, Irvan menyebutkan Pemkot Surabaya memberikan bantuan berupa paket sembako serta makanan tiga kali sehari selama tujuh hari ke depan. Selain itu, pihaknya juga memberikan terpal sekaligus pemasangan pada bidang atap yang ambruk.

"Untuk sementara waktu, pihak keluarga akan bertempat tinggal di rumah tetangga sekitar kurang lebih 100 meter dari bangunan rumah yang ambrol," katanya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya M. Januar Rizal mengatakan, pihaknya sudah melakukan survei dan pendataan ke lokasi rumah ambruk.

Menurutnya, Ketua RT sebelumnya setempat pernah mengajukan perbaikan rumah itu melalui program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu).

"Sebelum pandemi, Pak RT setempat sempat mengajukan rumah tersebut agar dapat diperbaiki melalui program Rutilahu. Namun, terkendala surat tanahnya, karena statusnya milik irigasi," kata Rizal.

Meski demikian, Rizal menyatakan, bahwa Pemkot Surabaya tetap mengupayakan agar rumah tersebut dapat segera diperbaiki. Rencananya, perbaikan rumah itu akan diajukan melalui Surabaya Peduli.

"Kami akan buatkan laporan dulu terkait kondisi real di lapangan. Nanti mungkin bisa dimasukkan atau diajukan melalui Surabaya Peduli. Karena status tanahnya irigasi, sehingga perbaikan rumah tidak bisa melalui program Rutilahu," katanya.

Menurut dia, Ketua RT setempat bersama warga sekitar siap bergotong-royong untuk memperbaiki rumah yang ambruk tersebut. Misalnya, apabila nanti ada bantuan berupa material bahan bangunan seperti bata, pasir serta semen.

"Kami tetap upayakan agar rumahnya segera bisa diperbaiki. Bahkan, Pak RT juga bersedia mengerahkan warganya untuk bergotong-royong membantu memperbaiki rumah tersebut," katanya.