Yogyakarta Intensifkan Skrining COVID-19 Terutama Siswa dan Guru
ILUSTRASI UNSPLASH

Bagikan:

YOGYAKARTA - Kota Yogyakarta tetap bertahan di PPKM Level 2 pada perpanjangan PPKM yang berlaku 16-29 November. Pemkot Yogyakarta akan melakukan beberapa upaya untuk memastikan tidak ada perluasan penularan kasus dengan mengintensifkan skrining ke beberapa kelompok masyarakat.

“Pertumbuhan kasus di Yogyakarta memang sudah cukup rendah dan untuk memastikan tidak ada penularan kasus, maka kami akan mengintensifkan skrining,” kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi dikutip Antara, Selasa, 16 November.

Menurut dia, skrining akan dilakukan terhadap beberapa kelompok masyarakat, salah satunya adalah siswa sekolah dan guru yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka selama dua bulan terakhir

“Saya kira, skrining terhadap siswa dan guru menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk memastikan tidak ada penularan di sekolah atau dari kegiatan pembelajaran tatap muka,” katanya.

Selain kepada siswa dan guru, juga akan dilakukan skrining terhadap aparatur sipil negara yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta dan sehari-hari berhubungan langsung dengan masyarakat untuk memberikan pelayanan publik.

“Pekan depan diharapkan sudah bisa dilakukan proses skrining yang lebih intensif dengan metode rapid test antigen,” katanya.

Pada Selasa, 16 November, terdapat tambahan dua kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Yogyakarta dengan tiga pasien dinyatakan sembuh atau selesai isolasi serta tidak ada pasien meninggal dunia. Dengan demikian, total kasus aktif di Kota Yogyakarta tersisa 27 kasus.

Berdasarkan pelacakan terhadap kontak erat kasus aktif, Heroe menyebut, tingkat penularan cukup rendah.

“Hanya ada satu atau dua kasus yang berasal dari kontak erat. Selebihnya, pasien tidak mengetahui bagaimana tertular,” katanya.

Sedangkan status PPKM level dua yang masih disematkan untuk Kota Yogyakarta dan seluruh kabupaten lain di DIY, menurut Heroe, justru akan membuat masyarakat tetap berhati-hati dalam menjalankan berbagai aktivitas sehari-hari.

“Saya kira, status level dua ini justru bisa membuat masyarakat tetap hati-hati. Apalagi, ada beberapa daerah lain yang menunjukkan tren kenaikan kasus,” katanya.

Selama berada di level dua, Heroe menyebut, berbagai aktivitas masyarakat tetap bisa berjalan dengan baik meskipun harus dijalankan dengan pembatasan-pembatasan.

“Namun, kami yakin jika dilihat dari berbagai indikator, maka Kota Yogyakarta sudah bisa dikatakan masuk ke level satu. Vaksinasi sudah tuntas dan pertumbuhan kasus rendah. Tetapi karena menjadi wilayah aglomerasi, maka Yogyakarta tetap masuk ke level dua,” katanya.