Bagikan:

ACEH - Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta Pemerintah Provinsi Aceh melakukan mitigasi bencana sebagai daerah yang rawan bencana alam.

"Saya ingatkan tentang bahaya bencana ini. Aceh ini termasuk rawan (bencana), jadi harus benar-benar bersiap sedini mungkin melalui mitigasi terhadap kemungkinan itu (bencana) terjadi," kata Wapres Ma’ruf Amin saat memimpin rapat di Kantor Gubernur Aceh, dilansir Antara, Selasa, 16 November.

Wapres mengatakan bencana alam dapat terjadi kapan saja sehingga untuk meminimalkan risiko dampak bencana tersebut perlu dilakukan persiapan dan pencegahan sedini mungkin.

"Saya juga membuat seruan-seruan, jangan sampai kita itu bersiap di saat waktu (bencana) datang, karena memang ini setiap tahun kita hadapi. Oleh karena itu, kita harus memitigasi dan menyiapkan langkah-langkahnya, meminimalkan bencana itu," katanya.

Berbagai langkah mitigasi bencana yang dapat dilakukan Pemprov Aceh, kata Wapres, antara lain mempersiapkan tempat penampungan sementara, dapur darurat, dan perawatan kesehatan.

"Dengan demikian tidak ada korban yang terjadi karena sudah disiapkan, dan masyarakat sudah prepare, siap menghadapi setiap kemungkinan. Walaupun bencana itu datang, kita sudah siap dan memperkecil (dampak)," jelasnya.

Sebelumnya, Wapres mengimbau seluruh pemerintah daerah (pemda) untuk meningkatkan edukasi masyarakat dalam melakukan mitigasi bencana. Imbauan tersebut didasarkan oleh peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait adanya peristiwa alam akibat perubahan cuaca secara ekstrem.

"Lakukanlah perencanaan mitigasi dengan lebih baik mengingat peringatan dari BMKG telah diberikan jauh sebelumnya," tegas Wapres.

Terkait penanggulangan jangka pendek, Wapres meminta jajaran pemda harus mengajak masyarakat untuk mulai sejak kini bergotong royong dalam menanggulangi bencana.

Wapres meminta pemda dan masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak perubahan iklim dan cuaca di berbagai daerah di Indonesia.

"Tingkatkan kewaspadaan karena dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrem belum sepenuhnya bisa diprediksi dengan tepat. Kita, sebagai bangsa pembelajar, hendaknya dapat menjadikan pengalaman bencana pada masa yang lalu sebagai suatu pelajaran yang berharga," ujarnya.