Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta agar pengembangan teknologi dan inovasi dalam penanggulangan bencana di dalam negeri dapat terus dioptimalkan.

"Contohnya, kejadian gempa bumi 7,4 magnitudo di Taiwan pada awal bulan ini. Dengan guncangan yang begitu besar, kerusakan dan korban jiwa tetap dapat diminimalisasi dengan sistem penanganan dini dan pengetahuan tentang sumber gempa yang baik," kata Wapres memberi sambutan pada acara pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar), Rabu 24 April, disitat Antara.

Untuk itu, kata Wapres, pengalaman negara-negara maju hendaknya menjadi pembelajaran mulai dari pencegahan bencana, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat hingga rehabilitasi dan rekonstruksi.

Ia mengatakan integrasi teknologi dan inovasi berbasis data yang valid harus didorong sebagai kunci terwujudnya efektifitas dan efisiensi aksi dini dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

Dalam kesempatan itu, Wapres juga menyampaikan ada lima strategis dalam mitigasi bencana.

Pertama, kembangkan industrialisasi penanggulangan kebencanaan dengan penerapan teknologi dan inovasi.

"Manfaatkan perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan untuk memantau potensi bencana, mengembangkan sistem peringatan dini, meningkatkan kapasitas mitigasi bencana, serta meminimalisasi risiko bencana," ucapnya.

Kedua, memetakan risiko bencana secara tepat dan valid. Kemudian, integrasikan hasilnya dalam perencanaan dan implementasi terkait penataan ruang, lingkungan hidup, dan sumber daya alam.

"Hal ini menjadi penting untuk mengendalikan risiko bencana yang ada, sekaligus mengurangi timbulnya risiko bencana baru," kata Wapres.

Selain itu, lanjut dia, perkuat pelayanan kebencanaan, utamanya melalui penguatan kelembagaan BPBD, baik dalam hal kewenangan, kompetensi sumber daya manusia, logistik serta peralatan.

Selanjutnya, ia mengatakan perlu adanya penerapan kebijakan dan upaya pemulihan pascabencana.

"Pastikan adanya pembagian peran antara pusat dan daerah secara proporsional dalam membangun ketangguhan dan kemandirian masyarakat dan mengurangi risiko bencana di masa mendatang," ucap Wapres.

Terakhir, Wapres menekankan adanya penyusunan dan perencanaan pembiayaan kegiatan penanggulangan bencana secara integratif dan tidak tumpang tindih.

Adapun, strategi-strategi tersebut juga harus dibarengi dengan partisipasi semua elemen, termasuk sektor swasta, akademisi, dan masyarakat.

"Harapannya, akan terwujud penanggulangan bencana yang responsif dan adaptif serta masyarakat yang tangguh menghadapi ancaman bencana," ujar Wapres.