Cilegon – Polda Banten telah melaksanakan kegiatan rapat koordinasi dengan pihak terkait untuk menghadapi bencana alam dampak La Nina. Hal itu disampaikan oleh Karoops Polda Banten KBP Amiluddin Roemtaat usai Rapat Koordinasi Pengamanan Bersama Mitra Objek Vital di The Royale Krakatau Steel, Cilegon, Selasa 9 November.
“Kami sudah melakukan rapat koordinasi lintas intansi untuk mempersiapkan diri hadapi bencana alam dampak La Nina, koordinasi awal telah dilakukan dengan BPBD dan BMKG Banten,” kata Roemtaat melalui pesan singkat, Selasa 9 November.
Roemtaat menjelaskan, Kapolda Banten IJP Dr. Rudy Heriyanto telah menginstruksikan jajarannya untuk menginventarisir kerawanan bencana, melaksanakan apel siaga dan simulasi bencana, terjun langsung memberikan pertolongan dan bantuan kepada masyarakat terdampak bencana. Serta menyiapkan tempat-tempat penampungan yang aman dengan sanitasi yang baik dilengkapi dapur umum, bahkan meminta jajaran Reserse untuk tindak tegas pelaku pembalakan liar dan penambangan ilegal yang berdampak pada bencana alam.
“Ada 8 instruksi Kapolda Banten yang harus dilakukan oleh para Kapolres termasuk Pejabat Utama Polda Banten dalam kesiapsiagaan dan mitigasi bencana alam, instruksi disampaikan Kapolda Banten dalam rapat koordinasi lintas instansi tersebut,” jelas Roemtaat.
BACA JUGA:
Hari ini, Ditpolairud Polda Banten dan Satbrimob Polda Banten sudah melakukan gelar pasukan dan peralatan untuk mengecek kesiapsiagaan dini di masing-masing satuan kerja terhadap penanganan bencana. Sehingga, kata Roemtaat, bila personel dibutuhkan dalam kondisi kontijensi, personel dan peralatan sudah siap diberangkatkan ke lapangan.
“Apel Gelar Pasukan untuk mengecek kesiapsiagaan personel dan peralatan hadapi bencana alam telah dilakukan hari ini oleh Ditpolairud dan Satbrimob Polda Banten,” ujarnya.
Para Kapolres jajaran sudah diinstruksikan untuk menginventarisir dan mendatakan kerawanan bencana alam dan lokasi-lokasi rawan bencana di wilayahnya.
“Saat ini, kita ketahui bahwa bencana rawan terjadi di wilayah Lebak, seperti bencana banjir dan longsor. Semua Kapolres diminta untuk turun ke lapangan dan mendatakan tempat-tempat rawan bencana di wilayahnya masing-masing,” ungkap Roemtaat.
Selain itu, Kapolda Banten juga telah meminta para Kapolres untuk mendatakan para pemilik alat berat dan menempatkannya di lokasi rawan bencana yang sudah dipetakan.
“Jangan sampai terulang kembali saat bencana, ada alat berat tapi tidak ada operatornya, atau ada bencana namun tidak ada alat berat untuk membantu recovery bencana,” sambung Roemtaat.
Polda Banten menyiagakan personel dari Satuan Brimob, Ditpolair dan personel dari Ditsamapta untuk waspada bencana dan melakukan kegiatan mitigasi bencana alam.
“Perlu simulasi-simulasi untuk meningkatkan keterampilan dan kesiapsiagaan personel menghadapi bencana alam. Kita tidak ingin personel gagap dan gugup ketika menghadapi bencana, namun melalui simulasi, maka personel menjadi siap dan memahami bagaimana cara bertindak dilapangan dan sudah mengetahui apa yang harus dia lakukan,” tutup Roemtaat.