Anies Baswedan Butuh Langkah Ekstrem Tanggulangi Banjir, Percuma Sibuk Bangun Sumur Resapan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Foto: Twitter @aniesbaswedan)

Bagikan:

JAKARTA - Langkah Pemprov DKI Jakarta membangun sumur resapan dinilai tidak efektif untuk menanggulangi banjir. Alih-alih sibuk mengurus ini, Gubernur Anies Baswedan diminta mengambil langkah ekstrem.

Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna mengatakan, Pemprov DKI harus menggunakan pendekatan struktural dan nonstruktural untuk mengantisipasi banjir. Struktural mencakupi pembangunan waduk, bendungan, pengerukan hingga normalisasi.

"Sedangkan nonstruktural pendekatannya ke masyarakat soal budaya, kebersihan dan penghijauan," jelas Yayat saat dihubungi VOI, Jakarta, Selasa, 9 November.

Yayat meyakini, pendekatan struktural ini sudah dirancang Gubernur Anies bersama Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). Tugas penting dari Anies adalah merealisasikan program-program besar ini.

Sebab, sambung Yayat, pembangunan sumur resapan tidak efisien dalam menanggulangi banjir. Beda soal kalau ini diperuntukan untuk mengatasi kekeringan air di Jakarta.

"Pendekatan mengatasi banjir itu harus lebih masif karena yang dihadapi air dalam skala besar dalam konteks seluruh kota dengan dengan volume yang tinggi, tidak bisa setengah-setengah. Apalagi kalau hujan ekstrem, penanganan juga ekstrem. Kalau serius ya serius, hadapi dan selesaikan," tegas Yayat.

Daya tampung sumur resapan juga memiliki prasyarat. Misalnya, volume hujan yang turun di Jakarta dalam kategori rendah hingga sedang.

Sedangkan banjir di Jakarta terjadi karena curah hujan lebat atau ekstrem yang volumenya melampaui kapasitas tampung sumur resapan. Kalau hari ini masih ditemukan titik sumur resapan, baik di lingkungan RT/RW, jalan-jalan yang tergenang air maka kehadirannya tidak efisien.

"Penanganan banjir dan menambah sumur resapan untuk menambah air tanah itu berbeda. Kalau untuk mengatasi krisis air tanah ya bisa dijadikan alat untuk menambah atau memperbanyak sumur resapan, gerakan menabung air. Kalau banjir konteksnya luas. Misalnya daerah aliran sungai, kawasan kota, wilayah yang lebih besar, insensitas hujan lebih besar," terang Yayat.

"Artinya buat sumur resapan itu mudah, tapi imbasnya tidak banyak. Jadi program besar yang sudah ada kerjakan saja," demikian Yayat.