Bagikan:

MANADO - Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VIII mengevakuasi delapan orang penumpang dan nahkoda perahu yang diterjang gelombang  tinggi di sekitar Perairan Pulau Marore dan Pulau Kawio, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.

Kadispen Lantamal VIII Mayor Laut (KH) Samuel Pontoh mengatakan informasi tentang perahu nahas itu diperoleh Pos Angkatan Laut (Posal) Marore Marore dari masyarakat yang menyampaikan tentang adanya perahu jenis pumboat yang nyaris tenggelam.

Perahu bernama The Savior of King dan berbobot 2 GT itu mengangkut delapan orang penumpang dan nahkoda.  Perahu itu biasa membawa penumpang dari Pulau Kawio ke Pulau Maore.

Saat berada di sekitar Perairan Pulau Marore dan Perairan Pulau Kawio perahu tersebut dihantam gelombang tinggi sekitar 1,5 sampai 2 meter mengakibatkan air masuk ke perahu membuat perahu tersebut hampir tenggelam.

Berdasarkan informasi tersebut Posal Marore yang berada di bawah Lanal Tahuna segera melakukan Search and Rescue (SAR) dibantu masyarakat.

Tim SAR dengan menggunakan kapal patroli laut jenis RHIB (Rigid Hulled Inflatable Boats) dan pumboat milik masyarakat menyasar di sekitar Perairan Pulau Marore dan Pulau Kawio, dan pada posisi 04 40 936 Lintang Utara dan 125 25 883 Bujur Timur sekitar 4 Mil dari Pulau Kawio. Pumboat tersebut berhasil ditemukan dengan posisi hampir tenggelam.

Selanjutnya Tim SAR segera melakukan evakuasi terhadap 8 orang penumpang dan nahkoda serta pumboat The Savior of King dalam keadaan selamat menuju Pulau Kawio.

"Setibanya di Pulau Kawio Komandan Posal Marore melakukan koordinasi dengan Kapitalaung atau pemerintah setempat, Syahbandar dan Kaposad Pukau Kawio dan menyerahkan 8 orang penumpang dan nahkoda serta pumboat dalam keadaan selamat," katanya.

Terkait dengan kejadian tersebut, Komandan Lantamal VIII Brigadir Jenderal TNI (Mar) I Wayan Ariwijaya, mengimbau kepada semua pengguna laut yang berada di wilayah kerja Lantamal VIII untuk selalu memperhatikan keadaan cuaca dalam melakukan pelayaran, dan jika cuaca buruk agar tidak melakukan pelayaran.

"Selain itu kapal agar selalu dilengkapi dengan peralatan komunikasi yang memadai serta peralatan keselamatan sesuai jumlah penumpang kapal," kata Danlantamal Ariwijaya.