Bagikan:

PONTIANAK - Tim gabungan Polda Kalimantan Barat dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kalbar Bagian Barat menangkap pelaku kasus narkotika berinisial YP yang membawa sabu seberat dua kilogram dan 5.050 butir pil ekstasi.

"Pengungkapan kasus tersebut berawal informasi dari masyarakat, bahwa adanya peredaran gelap narkotika di Kota Pontianak," ujar Direktur Reserse Narkoba Polda Kalbar Kombes Yohanes Hernowo dikutip Antara, Senin, 8 November.

Setelah mendapatkan informasi tersebut dan dilakukan pengembangan, tim gabungan dari Polda Kalbar dan Kanwil Bea Cukai melakukan penangkapan terhadap YP di halaman Asrama Mahasiswa Kedokteran Universitas Tanjungpura, Kecamatan Pontianak Tenggara, pada Senin, sekitar pukul 02.30 dini hari.

"Kemudian, dilakukan penggeledahan terhadap YP dihadapan masyarakat sekitar, dan ditemukan barang bukti satu buah kardus warna cokelat berisi dua buah kantong plastik besar, masing-masing kantong berisi narkotika jenis sabu seberat 2 kilogram dan sebanyak 5.050 butir pil ekstasi," ungkapnya.

Dia menambahkan, pihaknya juga menemukan barang bukti jumlah kecil di saku celana sebelah kiri YP, yakni menemukan satu kotak kecil yang di dalamnya berisi satu klip plastik kecil diduga narkotika jenis sabu seberat 1,3 gram dan satu klip serbuk kuning diduga narkotika jenis ekstasi seberat 0,4 gram.

Selain barang bukti narkoba, tim gabungan juga mengamankan barang bukti lain berupa, dua unit handphone dan satu unit sepeda motor.

"Pelaku dan barang bukti dibawa ke Kantor Ditresnarkoba Polda Kalbar untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,″ katanya.

Hernowo menyebut pihaknya akan melakukan pengembangan terhadap kasus pengungkapan narkoba ini karena tidak menutup kemungkinan ada tersangka lainnya.

"Kita akan dalami lagi peran dia apa, kalau pengguna tidak mungkin membawa barang haram sebanyak itu," ungkapnya.

"Diharapkan kepada masyarakat khususnya yang tinggal di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia untuk tidak ragu-ragu memberikan informasi kepada kepolisian terdekat apabila melihat orang yang mencurigakan melintas atau ada di daerah perbatasan, sehingga aparat dapat segera mengambil langkah atau tindakan,” sambung Hernowo. 

Teersangka dijerat Pasal 112 Ayat (2) dan 114 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.