Bagikan:

JAKARTA - Kaum muda di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, didorong untuk mempelajari sejarah perkembangan industri rokok kretek. Salah satunya tentang keberhasilan Nitisemito sebagai raja kretek dalam membangun industri rokok kretek hingga dikenal luas.

"Masyarakat, terutama generasi muda bisa meniru kesuksesannya dalam berbisnis. Selain inovasinya dalam pemasaran yang begitu maju, ternyata pengelolaan usahanya juga baik hingga dirinya dikenal banyak orang," ucap Bupati Kudus Hartopo saat membuka Sosialisasi Museum Kretek di Hotel @Hom, Senin 8 November dikutip dari Antara.

Sejarah perjalanan karir Nitisemito bisa dipelajari di Museum Kretek Kudus. Dan bisa dijadikan bahan edukasi untuk generasi muda karena koleksi yang ada juga untuk melestarikan kebudayaan yang dimiliki Kabupaten Kudus agar bisa dipahami dan diketahui masyarakat luas.

Inovasi yang dilakukan para pengusaha dalam memproduksi rokok kretek di Kudus, kata dia, cukup menarik untuk dipelajari. Apalagi pada masa penjajahan pemikirannya cukup maju, terutama dalam mempertahankan cengkeh sebagai ciri khas rokok kretek Kudus yang dikenal luas.

"Generasi muda harus mengetahui bahwa sejak dahulu pengusaha Kudus terus mengembangkan inovasi sehingga rokok kretek Kudus tidak hanya dikenal di Tanah Air, melainkan dikenal hingga manca negara," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, dia meminta guru sejarah untuk memasukkan kunjungan museum sebagai kurikulum sekolah, sehingga para pelajar memahami dan mempelajari cerita dan alat produksi rokok dari masa ke masa. Dengan harapan, para pelajar mendapatkan banyak inspirasi dari Museum Kretek.

Terkait pengembangan Museum Kretek, kata dia, dalam waktu dekat akan melakukan kunjungan lapangan sekaligus merencanakan pembangunan Museum Kretek menjadi lebih baik lagi dengan memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah mengungkapkan sebelumnya sudah merintis kerja sama dengan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kudus dengan harapan pelajar secara periodik mengunjungi museum.

Untuk pembenahan secara internal, kata dia, dimulai dari kebersihan lingkungan wisata hingga ketersediaan sarana dan prasarana pendukungnya, termasuk menyediakan produk khas lain untuk memancing wisatawan datang.