Interupsi PKS Hingga Sentil Puan Maharani 'Bagaimana Mau Capres' Ternyata Tak Terkait Panglima TNI
Rapat Paripurna pengesahan Jenderal Andika Perkasa menjadi Panglima TNI (Nailin In Saroh/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini, memberikan klarifikasi terkait anggotanya yang menyindir Ketua DPR Puan maharani dalam Rapat Paripurna, Senin, 8 November. Interupsi Anggota Fraksi PKS Fahmi Alaydroes ditolak oleh Puan saat Paripurna akan ditutup.

Jazuli mengakui interupsi yang mau disampaikan Fahmi Alaydroes memang tidak terkait Panglima TNI. Tapi soal Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Lingkungan Perguruan Tinggi.

"Kalau tadi ada anggota fraksi PKS yang ngomong Interupsi, yaitu habib Fahmi Alaydrus, itu tidak ada kaitannya dengan panglima baru," ujar Jazuli di Ruang Fraksi PKS, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 8 November.

Untuk diketahui, rapat paripurna pada hari ini memiliki agenda tunggal, yakni laporan Komisi I DPR atas hasil uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa, yang dilanjutkan dengan pengambilan keputusan.

Ketika Fahmi hendak menyampaikan interupsi, hal itu tidak dihiraukan oleh Ketua DPR Puan Maharani sampai mengetuk palu tanda rapat paripurna berakhir.

Jazuli mengatakan, interupsi tersebut lantaran peraturan menteri Mendikbudristek telah menimbulkan banyak kontroversi di masyarakat. Menurutnya, Permendikburistek tersebut bermasalah.

"Bahkan mengundang kontroversi termasuk Muhammadiyah, ormas Islam yang cukup besar juga sangat menyayangkan dan mengkritisi permennya itu," jelasnya.

Sementara, Anggota DPR Fraksi PKS Fahmi Alaydroes meminta maaf kepada PDIP usai menyindir Ketua DPR Puan Maharani dalam rapat Paripurna hari ini, Senin, 8 November. Fahmi mengaku, sindiran itu mengalir begitu saja.

"Itu mengalir begitu saja," ujar Fahmi saat memberikan klarifikasi di Fraksi PKS DPR.

Anggota Komisi X DPR itu mengatakan dirinya sengaja menyampaikan interupsi di dalam rapat paripurna tunggal hari ini. Sebab, kata dia, hak yang akan sampaikan di interupsi itu berkaitan dengan ketahanan negara.

"Rencana yang ingin saya sampaikan sudah saya sampaikan dan sengaja di momen paripurna sekarang karena berkaitan erat dengan pengesahan panglima, seperti yang tadi saya sampaikan," jelas Fahmi.

"Itu kan bagian yang tidak terpisahkan dari ketahanan negara kita, ingin saya sandingkan dengan ketahanan moral bangsa, begitu tapi kesempatan itu begitu saja tidak diizinkan, maka saya sampaikan protes seperti yang teman-teman sampaikan," sambungnya.

Kendati demikian, legislator dapil Bogor itu menjelaskan dirinya sudah meminta maaf kepada PDIP terkait persoalan ini. Pasalnya, Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto sempat menghampiri Fahmi usai menyindir Puan.

"Hal itu sudah selesai tadi, temen-temen PDIP saya juga sudah minta maaf tapi ini jadi pelajaran besar, terutama untuk pimpinan DPR, untuk menghargai dan menjamin konstitusi saya sebagai anggota DPR," kata Fahmi.