Bagikan:

JAKARTA - Anggota DPR Fraksi PKS Fahmi Alaydroes meminta maaf kepada PDI Perjuangan (PDIP) usai menyindir Ketua DPR Puan Maharani dalam rapat paripurna hari ini, Senin, 8 November. Fahmi mengaku, sindiran itu mengalir begitu saja.

"Itu mengalir begitu saja," ujar Fahmi saat memberikan klarifikasi di Fraksi PKS DPR, Senin, 8 November. 

Anggota Komisi X DPR itu mengatakan dirinya sengaja menyampaikan interupsi di dalam rapat paripurna tunggal hari ini. Sebab, kata dia, hak yang akan sampaikan di interupsi itu berkaitan dengan ketahanan negara.

"Rencana yang ingin saya sampaikan sudah saya sampaikan dan sengaja di momen paripurna sekarang karena berkaitan erat dengan pengesahan panglima, seperti yang tadi saya sampaikan," jelas Fahmi.

"Itu kan bagian yang tidak terpisahkan dari ketahanan negara kita, ingin saya sandingkan dengan ketahanan moral bangsa, begitu tapi kesempatan itu begitu saja tidak diizinkan, maka saya sampaikan protes seperti yang teman-teman sampaikan," sambungnya.

Kendati demikian, legislator dapil Bogor itu menjelaskan dirinya sudah meminta maaf kepada PDIP terkait persoalan ini. Pasalnya, Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto sempat menghampiri Fahmi usai menyindir Puan.

"Hal itu sudah selesai tadi, temen-temen PDIP saya juga sudah minta maaf tapi ini jadi pelajaran besar, terutama untuk pimpinan DPR, untuk menghargai dan menjamin konstitusi saya sebagai anggota DPR," kata Fahmi. 

Sebelumnya, Fahmi yang duduk di Komisi X DPR meminta interupsi saat Puan Maharani menutup rapat paripurna tunggal untuk mengambil keputusan atas hasil fit and proper test calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

"Interupsi pimpinan. Pimpinan interupsi," ujar Fahmi.

Namun, berkali-kali menyatakan permohonan interupsi, Puan yang juga Ketua DPP PDIP terus melanjutkan ucapannya hingga mengetuk palu tanda rapat paripurna selesai.

"Pimpinan saya minta waktu pimpinan mohon saya minta waktu. Pimpinan saya A432," kata Fahmi lagi.

Tidak diindahkan hingga paripurna selesai, Fahmi pun terlihat kesal. Ia lantas menyindir Puan dengan menyinggung soal pencapresan. "Bagaimana mau capres, hak konstitusi kami ditutup," tegas Fahmi.

Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto pun lantas bereaksi atas pernyataan Fahmi tersebut.

"Yang mimpin sidang itu berhak interupsi diterima atau tidak, tadi kan diawal bilang agendanya tunggal yaitu masalah laporan komisi I mengenai Panglima TNI, kan sudah intrupsi bisa ditempat lain supaya kesakralannya terjaga," tegas Utut.