Kawasan Kebon Pala Masih Terendam Air, Warga Mengaku Pemerintah Tak Beri Peringatan Sebelumnya
Warga Kebon Pala, Kampung Melayu melintasi air banjir kiriman/ Foto: Rizky Sulistio/ VOI

Bagikan:

JAKARTA - Sungai Ciliwung di kawasan Kebon Pala, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, kembali meluap hingga mengakibatkan puluhan rumah warga terendam banjir. Banjir mulai melanda permukiman warga di bantaran Sungai Ciliwung sejak Minggu 7 November, kemarin.

Banjir tersebut datang secara mendadak tanpa adanya pemberitahuan dari pemerintah setempat. Sehingga warga panik ketika harus mengevakuasi barang berharganya.

Banjir tersebut memiliki ketinggian air bervariasi, mulai 50 cm hingga 100 cm. Banjir di daerah cekungan ini berasal dari kiriman air di sektor hulu Sungai Ciliwung, yakni di Bogor, Jawa Barat.

Sementara itu, sejumlah anak-anak jutsru memanfaatkan banjir untuk berenang bersama.

"Sudah biasa, malah anak umur 5 tahun dilepas sama orangtuanya (untuk berenang saat banjir). (istilahnya) Sono mandi banjir, manfaatnya ada ketika dia bisa berenang," kata Sanusi, Ketua RT 13/04, Kelurahan Kampung Melayu, Senin 8 November.

Hingga kini, genangan banjir masih melanda kawasan bantaran Sungai Ciliwung di Kebon Pala. Rendaman banjir masih mencapai ketinggian sekitar 2,5 meter.

"(sejak) 50 tahun tinggal disini, hampir tiap tahun sudah langganan, warga kita sudah tidak kaget lagi. (banjir) Tergantung curah hujan dan (kiriman air) di Bogor," katanya.

Sanusi mengakui bahwa kawasan yang menjadi langganan banjir di bantaran Sungai Ciliwung kawasan Kebon Pala belum dilakukan pemasangan Sheetpile oleh Pemprov DKI Jakarta, sehingga ketika air kiriman dari hulu selalu akan melimpas ke rumah warga.

"Sudah ada permintaan tapi belum ada pengerjaan aja. Mungkin belum kali ya. Belum terlaksana,"

ujarnya.

Warga berharap agar Pemprov DKI Jakarta dapat melakukan penanggulangan banjir dengan normalisasi Sungai Ciliwung yang saat ini tidak kunjung dikerjakan.

Aput (65) warga bantaran Sungai Ciliwung membenarkan bahwa saat ini di wilayahnya kerap dilanda banjir besar hampir setiap tahun.

"Faktor sekarang karena pendangkalan air sungai, semakin tahun makin dangkal. Sedangkan curah hujan di Bogor tinggi. Disini belum ada pengerukan sungai atau normalisasi karena belum di turap atau sheetpile," ujarnya.