JAKARTA - Calon Panglima TNI Jenderal TNI Andika menjalani uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test (FPT) sebagai calon panglima TNI yang digelar hari ini. Ia mengawali paparan dalam tes tersebut dengan menyampaikan maaf kepada Komisi I DPR.
Andika meminta maaf lantaran para anggota Komisi I harus bekerja di akhir pekan untuk menggelar uji kelayakan dan kepatutan calon panglima TNI terhadap dirinya.
"Pertama-tama saya mohon maaf karena hari Sabtu seharusnya libur, bapak-bapak, ibu-ibu harus bekerja, permohonan maaf saya yang sebesar-besarnya," tuturnya, di Kompleks Parlemen, Sabtu, 6 November.
Lebih lanjut, Andika pun menyampaikan visi yang ia usung sebagai calon panglima TNI yakni 'TNI adalah kita'. Ia mengaku visinya memang sangat singkat, tetapi justru ia ingin masyarakat Indonesia dan internasional melihat TNI sebagai bagian dari mereka.
"Ini sebetulnya menunjukkan saya tidak ingin melihat kita berharap terlalu tinggi. Kita dengan segala keterbatasan, dengan kelebihan, keanekaragaman, semuanya ini lah kita. Bisa saja ingin profesional ingin lebih banyak lagi tetapi itu kan proses yang terus kami bangun," ucapnya.
BACA JUGA:
Andika mengatakan sesuai public polici and administration masyarakat melihat TNI sebagai organisasi yang apa adanya, dengan segala kekurangan dan perbaikan yang pihaknya jalani.
"Tapi juga bukan berarti kita enggak bisa berbuat apa-apa tetep banyak yang bisa kita lakukan, keterbatasan pun punya cara berbeda, mengejar yang kita selesaikan, itu adalah vision statement saya," ucapnya.
Sekadar informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja menunjuk KSAD Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Palingan TNI. Andika merupakan calon tunggal dalam pencalonan sebagai pemimpin tertinggi TNI.
Nama Andika diajukan Jokowi ke DPR pada Rabu, 3 November 2021 untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan.
Jika nanti resmi terpilih menjadi orang nomor satu di TNI, Andika hanya akan menjadi panglima selama kurang lebih satu tahun. Pasalnya, Andika akan memasuki masa pensiun pada 21 Desember 2022.