JAKARTA - Tiga pekan lagi akan menjadi hari besar bagi Organisasi Papua Merdeka (OPM). Sebab, pada Minggu 1 Desember, OPM -- kelompok kriminal bersenjata di Papua -- akan merayakan haul.
Pada tahun lalu, perayaan ulang tahun OPM merenggut korban. 31 pekerja jembatan di Kali Yigi dan Aurak di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, tewas lantaran diduga menjadi korban penyerangan kelompok tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, penyerangan ini terjadi karena Egianus Kogoyo selaku pimpinan OPM, tak terima dengan salah seorang pekerja yang memfoto kegiatan mereka saat pengibaran bendera Bintang Kejora milik organisasi ini.
Untuk tahun ini, polisi mengimbau OPM tidak melakukan mobiliasasi massa untuk perayaan haul mereka. Namun, polisi juga tak menggelar pengamanan khusus untuk antisipasi gerakan OPM saat perayaan ulang tahun nanti.
"Tidak ada pengamanan khusus, yang jelas kita akan lakukan upaya kepolisian terbatas yaitu dialog dengan tokoh masyarakat, agama untuk menciptakan kondisi yang kondusif," ucap Kadiv Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal di Jakarta, Senin 11 November 2019.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto mengatakan, tak ada pengamanan untuk menyambut ulang tahun OPM.
"Tidak ada pengamanan atau penerjunan penambahan pasukan secara khusus," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, pemerintah ikut ambil bagian dalam mengantisipasi potensi terjadinya kerusuhan saat haul OPM pada 1 Desember, mendatang.
"Semua kami antisipasi, semua sudah ada SOP-nya, dan yang setiap pelanggaran SOP akan ditindak, meskipun dilakukan oleh internal aparat," kata Mahfud MD di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa 5 November.