Buat Apa Ada Survei Calon Kandidat Pilpres 2024 di Tahun Ini?
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah lembaga survei merilis proyeksi Pemilihan Presiden di tahun 2024. Selama dua hari berturut sejak Minggu, 23 Februari dan Senin, 24 Februari, tiga lembaga survei memprediksi sejumlah sosok yang siap bersinar di pilpres mendatang. Survei ini muncul di saat masa pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin periode 2019-2024 baru berjalan empat bulan.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai, survei seperti ini sah selama dilakukan objektif dan bukan bayaran pihak tertentu. Baginya, semakin dini sebuah survei terhadap kandidat yang berpeluang maju di pemilu, hal itu akan semakin baik. 

Sisi positif lainnya, lanjut ujang, masyarakat bisa mengetahui atau terus mengikuti rekam jejak para kandidat yang diperkirakan maju dalam kontestasi tersebut.

Survei seperti ini juga bisa ditanggapi positif oleh partai politik. Kata dia, hasil survei ini bisa jadi pegangan bagi mereka untuk menyiapkan strategi menghadapi pilpres mendatang.

Tapi, kata Ujang, ada juga sisi negatif dari munculnya survei ini. Menurutnya, hasil survei ini bisa menggiring opini masyarakat. "Karena ada yang dipromosikan dan ada yang dikecilkan," kata Ujang dihubungi VOI, Selasa, 25 Februari.

Tiga lembaga survei yang merilis proyeksi mereka terkait Pilpres 2024 adalah survei Politika Research and Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI), Indobarometer, dan Media Survei Nasional (Median).

Dari hasil PRC dan PPI, tercatat ada 15 nama tokoh yang dianggap punya elektabilitas untuk maju di Pilpres 2024, termasuk di antaranya Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

Selain dua nama itu, ada juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), serta Ustaz Abdul Somad.

Kemudian ada juga nama seperti Panglima TNI Gatot Nurmantyo, mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti, Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa, Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua DPR RI Puan Maharani, Kepala KSP Moeldoko, Mendikbud Nadiem Makarim, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Kepala BIN Budi Gunawan.

Ilustrasi (Pixabay)

Sementara, hasil survei Indobarometer, ada tiga menteri Presiden Joko Widodo yang masuk bursa Pilpres 2024. Di antaranya, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menteri BUMN Erick Thohir. 

Sedangkan, dari hasil survei Media Survei Nasional (Median), Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendapatkan elektabilitas paling tinggi disusul oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Prabowo bukan orang baru di dunia politik nasional. Dia sudah tiga kali ikut pilpres sebagai calon. Satu kali sebagai calon wakil presiden, dan dua kali jadi calon presiden.

Pada tahun 2009, dia menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Pasangan ini kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.

Lalu pada, tahun 2014, Prabowo menjadi sebagai calon presiden berdampingan dengan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa. Dia kalah dari Joko Widodo-Jusuf Kalla. 

Selanjutnya, dia juga kalah pada Pilpres 2019 dari Jokowi-Ma'ruf Amin. Kali ini, Prabow berpasangan dengan Sandiaga Uno.

Ilustrasi (Unsplash)

PDIP, selaku partai penguasa, menanggapi santai hasil survei ini. Ketua DPP PDIP Puan Maharani, yang juga ketua DPR, mengaku belum memikirkan agenda politik di tahun 2024. 

"Belum mikir 2024, masih 2020," kata Puan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 24 Februari sambil menambahkan saat ini dia masih fokus dengan sejumlah tugas yang harus diselesaikan di parlemen.

Sementara, Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga mengatakan, partai berlambang banteng ini siap menghadapi perjalanan politik sampai 2024 nanti. Tapi, dia mengatakan, PDIP akan mengusung kader asli ketika bertarung di pilpres. 

"Mereka yang bisa maju di Pilpres 2024 pasti yang sekarang punya tempat, sehingga masyarakat dapat melihat. Bisa dari pengusaha, tapi aktif menjadi kader partai," ungkapnya kepada wartawan beberapa waktu lalu di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Apalagi, tambahnya, proses kaderisasi di partai ini telah berjalan sejak lama. Sehingga, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri seringkali mengutamakan kadernya untuk bertarung dalam gelaran 5 tahunan ini. 

"Seharusnya partai memang seperti itu. Utamakan kader. Pemimpin di eksekutif atau legislatif itu harus digodok di partai sebagai kawah candradimuka," ungkap Eriko.