Galang Dukungan Global, Pemimpin Anti-Taliban Ahmad Massoud Berada di Tajikistan
JAKARTA - Pemimpin Front Perlawanan Nasional Afghanistan yang menentang Taliban Ahmad Massoud, saat ini berada di Tajikistan, Juru Bicara, Wakil Pemerintah Provinsi Panjshir Kabir Wasik mengatakan Hari Senin.
"Ahmad Massoud saat ini berada di Tajikistan, tetapi terkadang dia mengunjungi Afghanistan untuk bertemu dengan unit perlawanan di wilayah negara itu," kata Wasik kepada TASS seperti dikutip 2 November.
Menurut juru bicara itu, pemimpin front perlawanan berusaha mencari dukungan dari berbagai negara dalam melawan Taliban.
"Massoud berusaha meyakinkan negara-negara di kawasan itu dan seluruh komunitas global untuk memerangi Taliban. Dia melakukan perjalanan ke berbagai negara bagian untuk menarik perhatian (ke Front Perlawanan Nasional] dan mendapatkan dukungan," ujar juru bicara front perlawanan Afghanistan.
Wakil Gubernur Panjshir menunjukkan, pasukan perlawanan nasional memelihara hubungan baik dengan Tajikistan, yang telah memberikan bantuan substansial kepada rakyat Afghanistan dalam perang melawan Taliban.
Pada tanggal 23 September, Presiden Tajikistan Emomali Rahmon berbicara pada sesi ke-76 Majelis Umum PBB, menyerukan pemilihan umum di Afghanistan, serta pembentukan pemerintahan baru, termasuk perwakilan dari semua kelompok etnis, khususnya, orang Tajik Afghanistan.
Menurut presiden, mendeklarasikan pemerintahan apa pun tanpa mempertimbangkan kepentingan warga Afghanistan dapat mengakibatkan konsekuensi yang menghancurkan. Presiden Rahmon juga memperingatkan tentang meningkatnya ancaman terorisme internasional di negara itu.
Untuk diketahui, Taliban memulai operasi skala besar untuk menguasai Afghanistan setelah Amerika Serikat mengumumkan niatnya untuk menarik pasukannya di musim semi. Pada 15 Agustus, para pejuang Taliban menyerbu Kabul tanpa menghadapi perlawanan apa pun, dengan Presiden Afghanistan saat itu Ashraf Ghani kemudian melarikan diri dari negara itu.
Baca juga:
- Tegas, Menlu Turki ke AS: Kirim Jet Tempur F-35 atau Kembalikan Uang yang Kami Bayarkan
- Amerika Serikat Lancarkan 2.000 Operasi Mata-mata Terhadap China, Pakar Militer: Bahayakan Keamanan Kedaulatan
- Presiden Taiwan Akui Militernya Dilatih Amerika, Beijing: AS Harus Mematuhi Prinsip Satu China
- 12 Negara Eropa Desak Israel Batalkan Proyek Pembangunan 3.000 Rumah di Tepi Barat
Pada 6 September, Taliban memperoleh kendali penuh atas Afghanistan, dan pada 7 September, kaum radikal mengumumkan pemerintahan sementara yang baru, yang belum diakui oleh negara mana pun.
Sementara, pasukan yang setia kepada pemimpin anti-Taliban Ahmad Massoud, putra komandan mujahidin anti-Uni Soviet Ahmad Shah Massoud, telah memantapkan diri di lembah Panjshir, daerah pegunungan di barat laut Kabul yang melawan Taliban sebelum 2001.