Ramai di Media Sosial 'Fetish Kain Jarik', Apa Sih Fetish Itu?

JAKARTA - Kamis, 30 Juli, warganet dihebohkan dengan sebuah utas di Twitter yang menceritakan seseorang yang memiliki fetish terhadap kain jarik. Dari utas itu diceritakan, seseorang yang bernama Gilang memenuhi keinginan seksualnya dengan meminta orang-orang yang menjadi targetnya memotret diri terbungkus dalam kain jarik.

Bagi Anda yang belum tahu, fetish adalah objek atau tindakan seksual yang dipenuhi agar seseorang mengalami terangsang. Contohnya, jika Anda memiliki fetish terhadap kaki, Anda akan melihat kaki untuk memenuhi hasrat Anda.

Dilansir dari Greatist, fetish berasal dari kata Portugis, feitico yang berarti daya tarik obsesif. Meskipun padanannya umum, tetapi kata fetish lebih merujuk terhadap hal-hal seksual yang fantastis. Fetish pun tidak terbatas, bisa bagian tubuh, benda, atau kegiatan tertentu.

Seseorang yang memiliki fetish bukanlah seseorang yang aneh sebab hal itu menjadi salah satu tingkah laku seksual atau disebut sebagai paraphilia. Maka dari itu fetish terhadap sesuatu bisa dalam berbagai bentuk dan perilaku.

Siapa yang suka Fetish?

Terapis seks Dr. Ian Kerner menganggap fetish adalah hal yang umum terjadi pada pria. Sebanyak 2 hingga 4 persen pria memiliki fetish terhadap sesuatu dan kebanyakan orang mengakses konten pornografi terkait fetish adalah pria.

Tidak ada alasan menentu mengapa seseorang memiliki fetish, karena bisa jadi fetish terjadi melalui alasan klasik seperti trauma masa kecil atau masalah yang lain.

Apakah boleh memiliki Fetish?

Seseorang boleh memiliki fetish selama tidak menggunakan paksaan, anak-anak, tempat umum, dan hal-hal lain yang merugikan orang lain. Ketika fetish seseorang tidak sehat, biasanya mereka melakukan secara rahasia dan merasa malu.

Di sisi lain, ada pihak yang menganggap fetish tidak ada, dan orang yang mengalami hal seperti itu harus ditangani psikolog.

Peneliti Diagnostic and Stastistic Manual of Mental Disorders, Fifth Edition mengungkapkan, ketertarikan seksual terjadi dalam dua kategori, normal dan paraphilia.

"Beberapa minat paraphilia kepada hal yang umum daripada yang orang pikirkan, tidak hanya fantasi tetapi juga keinginan dan perilaku," ujar Christian Joyal, penulis penelitian dikutip dari The Independent.

Dalam The Journal of Sex Research, paraphilia tidak hanya menyangkut fantasi namun juga gairah serta perlakuan. Penelitian itu juga menemukan banyak orang yang memilih memenuhi fetish secara daring dibandingkan telepon.

Penelitian menjelaskan, benar adanya jika pria lebih memiliki fetish dibandingkan wanita. Namun bukan berarti wanita benar-benar tidak memiliki fetish. Sehingga dari penelitian tersebut mengungkapkan fetish sekalipun terdengar aneh merupakan sesuatu yang lumrah.

Mengutip dari akun Twitter @bintangwirayasa, dia mencantumkan sejumlah jenis fetish.