Satpam Rumah Sakit Swasta di Jakpus Diduga Keroyok Warga Hingga Tewas, Polisi Segera Gelar Perkara
JAKARTA - Penyidik Polres Metro Jakarta Pusat masih melakukan penyelidikan terkait kasus pengeroyokan yang menyebabkan kematian di Rumah Sakit swasta kawasan Paseban, Senen, Jakarta Pusat.
Pengeroyokan itu diduga dilakukan satpam salah satu rumah sakit swasta di Paseban hingga korban bernama Iwan meregang nyawa.
"(terkait) Kejadian kemarin lagi proses penyelidikan Satreskrim Polres. Nanti perkembangannya kita infokan ya," kata Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Pusat AKP Sam Suharto kepada VOI, Kamis 28 Oktober.
Hingga kini, Satreskrim Polres Metro Jakarta Pusat masih melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi yang diamankan. "Belum (ada tersangka) masih penyelidikan. Belum (ada yang ditahan), masih pemeriksaan," ujarnya.
Dalam waktu dekat, Satreskrim Polres Metro Jakarta Pusat akan melakukan gelar perkara untuk memastikan peristiwa pengeroyokan itu.
"Masih pemeriksaan, nanti digelar (perkara), terus diinfokan perkembangannya. Saksi masih diperiksa," ujar AKP Sam Suharto.
Baca juga:
- Kepala Retak, Warga Johar Baru Tewas Dianiaya Satpam Rumah Sakit
- 2 Warga Nias Utara Dibacok saat Gotong Royong Bikin Jalan Baru, 1 Orang Tewas
- Kisah Mahasiswa Pontianak: Demi Lunasi Rp3 Juta dari Pinjol Legal, Malah Terlilit Utang Rp19 Juta dari Pinjol Ilegal
- Pinjol Ilegal Dikendalikan dari Luar Negeri, Punya Server di Singapura, India, dan China
Sementara Trie Utami, istri korban mengaku sudah melaporkan kasus itu ke Mapolres Metro Jakarta Pusat.
Dalam surat laporan Trie tertulis bahwa dirinya dapat informasi dari salah satu rumah sakit swasta di kawasan Paseban, bahwa Iwan (korban) harus dioperasi karena kecelakaan.
Trie pun mendatangi rumah sakit tersebut dan dimintai KTP. Kemudian Trie dibawa ke lantai 2 Rumah Sakit untuk dijelaskan, kemudian Trie dipaksa menandatangani surat operasi lantaran korban dikatakan pihak RS mengalami pendarahan di kepala.
Trie pun curiga. Trie kemudian diajak ke Unit Gawat Darurat (UGD) RS tersebut untuk melihat kondisi korban Iwan. Ketika melihat kondisi Iwan, kecurigaan Trie mulai bertambah.
Pasalnya, ketika melihat tubuh Iwan, tidak ditemukan adanya tanda luka akibat kecelakaan. Trie pun justru diminta fotokopi Kartu Keluarga (KK) sebanyak 3 lembar.
Trie yang hafal dengan luka-luka kecelakaan, semakin curiga dengan keterangan yang diberikan pihak rumah sakit. Lantas, ia kembali menyusuri dan melihat awal masuk Iwan ke UGD RS melalui buku registrasi.
Cekcok pun terjadi karena kecurigaan Trie yang semakin tinggi. Trie kemudian diceritakan oleh pihak satpam bahwa sebelumnya telah terjadi pencurian di RS dengan ciri-ciri pelakunya mirip korban.
Diduga korban pada saat ke RS langsung diamankan oleh satpam dan dianiaya sehingga korban mengalami pendarahan di kepala dan tak sadarkan diri.
Tak lama kemudian, nyawa Iwan tak tertolong. Iwan pun tewas. Sementara kasusnya ditangani Polres Metro Jakarta Pusat.