Balas Rapor Merah LBH Soal Banjir, Anak Buah Anies Justru Klaim Penanganan Banjir Sekarang Lebih Cepat dari Sebelumnya

JAKARTA - Asisten Pemerintahan Sekda Provinsi DKI Jakarta Sigit WIjatmoko membalas kritikan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta terkait banjir yang menjadi salah satu catatan dalam rapor merah empat tahun kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

LBH mengkritik penanganan banjir DKI yang dianggap belum mengakar pada permasalahan banjir. Namun, anak buah Anies ini mengklaim langkah strategis telah dilakukan untuk mengendalikan banjir. Bahkan, Sigit bilang penanganannya saat ini lebih cepat dari sebelumnya.

"Penanganan banjir di DKI Jakarta saat ini jauh lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya," kata Sigit dalam keteragannya, Senin, 25 Oktober.

Sigit memberi contoh kasus banjir yang disoroti LBH, yakni pada tanggal 20 Februari 2021. Kala itu, tak kurang dari 49 Rukun Tetangga (RT) terendam, 1.722 warga mengungsi, dan 5 orang meninggal serta turut merendam kawasan elite seperti di Kemang, Jakarta Selatan.

Sigit menjawab, banjir seperti itu bisa terjadi karena curah hujan yang turun sangat tinggi, yakni 226 milimeter per hari. Sayangnya, sistem drainase di Jakarta hanya mampu menampung curah hujan 100 milimeter per hari.

Namun, Sigit mengklaim penanggulangan banjir yang Pemprov DKI lakukan masih terhitung lebih cepat dibandingkan banjir tahun-tahun sebelumnya.

"Dibandingkan dampak banjir pada tahun-tahun sebelumnya dengan curah hujan yang sama, banjir tersebut berhasil ditangani secara cepat, sehingga warga bisa langsung kembali beraktivitas sehari setelahnya," jelas dia.

Selain itu, LBH juga mengkritik soal langkah penanganan Anies dan jajarannya dalam menyikapi penanganan banjir yang seakan masih fokus pada faktor luapan sungai akibat kiriman dari hulu, yakni dengan cara betonisasi.

Padahal, menurut LBH, banjir juga bisa terjadi karena banjir hujan lokal, banjir rob, banjir akibat gagal infrastruktur, dan banjir kombinasi.

Namun, kritikan ini kembali dibantah Sigit. "Dalam pengendalian banjir, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan berbagai program yang tidak berorientasi pada betonisasi," ucap Sigit.

Program penanganan banjir lainnya, dijelaskan Sigit, seperti program Gerebek Lumpur dengan mengintensifkan pengerukan pada selokan, kali, situ, waduk, lalu membuat olakan-olakan, memperbaiki saluran air, mengintensifkan instalasi sumur resapan atau drainase vertikal, mengimplementasikan Blue and Green yaitu taman yang menjadi kawasan tampungan air sementara saat intensitas hujan tinggi, penyediaan alat pengukur curah hujan, dan perbaikan pompa.