Tegas Peringatkan Suriah dan Siap Kerahkan Persenjataan Berat, Presiden Erdogan: Tidak Ada Kompromi
JAKARTA - Turki akan mengerahkan persenjataan berat di seluruh Suriah untuk menghadapi tentara di negara itu jika diperlukan, tegas Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Komentar ini diutarakan oleh Presiden Erdogan dalam keterangan pers di pesawat kepresidenan, dalam perjalanan kembali usai melakukan kunjungan ke kawasan Afrika, untuk mengunjungi tiga negara, meliputi Angola, Togo dan Nigeria.
"Saat ini, operasi kami berlanjut di titik-titik penting di kawasan itu, sama sekali tidak ada kompromi. Kami melanjutkan proses ini di Suriah. Saat ini saya tidak tahu apa posisi yang diambil rezim (Presiden Suriah yang diakui secara internasional)," tegasnya mengutip Sputnik News 21 Oktober.
"Kami terus melakukan semua yang diperlukan, terutama terhadap pendekatan ini di Idlib, dan kami akan terus merespons dengan semua persenjataan berat kami. Kami tidak akan membiarkan situasi ini apa adanya," sambung Presiden Erdogan.
Turki telah melakukan tiga serangan terpisah ke Suriah utara selama lima tahun terakhir, sebagian besar terhadap milisi Kurdi Suriah yang didukung AS yang menyebut diri mereka Pasukan Demokrat Suriah, tetapi juga untuk mendukung 'mantan teroris' yang berganti nama menjadi militan di wilayah barat laut Suriah, Idlib.
Damaskus menuduh Turki dan Amerika Serikat menduduki dan menjarah wilayahnya secara ilegal, menuduh pasukan Turki terlibat dalam pembersihan etnis. Ankara telah membantah tuduhan itu, sementara Washington dengan tidak jujur mengklaim kehadirannya di Suriah terkait dengan ancaman kebangkitan kembali Daesh (ISIS).
Baca juga:
- Sebut Uji Coba Rudal Melanggar Resolusi DK PBB, Korea Utara Peringatkan AS: Provokatif dan Standar Ganda
- Akui Upaya Taliban untuk Stabilkan Afghanistan, Rusia Belum Beri Pengakuan Resmi
- Serang Pos Terdepan Militer Myanmar: Gerilyawan Tewaskan 11 Tentara Termasuk Seorang Kapten Batalyon
- Antisipasi ISIS dan Peredaran Narkoba: Rusia, Iran hingga China Sepakat Bekerja Sama dengan Taliban
Pekan lalu, sebuah sumber mengatakan kepada Sputnik, dua tentara Turki telah tewas di Idlib oleh militan jihad. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menuduh Rusia dan Amerika Serikat gagal memenuhi tanggung jawab mereka di Suriah, mengklaim kedua negara sama-sama bertanggung jawab atas serangan Kurdi Suriah di wilayah yang diduduki Turki di negara itu.
Pada Hari Kamis, sumber-sumber lokal mengatakan kepada Kantor Berita Arab Suriah, Turki telah mengerahkan konvoi peralatan militer dan truk bermuatan amunisi ke wilayah Idlib untuk digunakan oleh milisi yang didukung Turki di kota Idlib dan sekitarnya. Konvoi 31 kendaraan itu dikatakan termasuk roket anti-tank dan sistem pertahanan udara portabel.