Multipolar Milik Konglomerat Mochtar Riady Mau Rights Issue 3 Miliar Saham, Ingin Raup Dana Rp1,08 Triliun
JAKARTA - PT Multipolar Tbk (MLPL) bakal menggelar penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) VII atau rights issue. Perusahaan investasi multi sektor dari Grup Lippo milik konglomerat Mochtar Riady tersebut akan melepas sebanyak 3 miliar saham kelas C dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Dalam keterangan resmi Multipolar, dikutip Selasa 19 Oktober, aksi tersebut segera diwujudkan setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham pada rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 24 November 2021. Setelah mendapatkan persetujuan, manajemen akan menyampaikan pernyataan pendaftaran ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
PMHMETD VII diperkirakan terealisasi pada kuartal I 2022. Adapun, pemegang saham perseroan yang tidak melaksanakan HMETD miliknya dan tidak mengambil porsinya atas saham baru bakal terdilusi sebesar maksimum 17,01 persen
Manajemen Multipolar belum menyampaikan harga rights issue yang ditawarkan ke investor. Namun, jika menggunakan patokan harga penutupan perdagangan Senin 18 Oktober yang berada di level Rp360 per saham, total dana yang diperoleh Multipolar berkisar Rp1,08 triliun.
Baca juga:
- Berkat Proyek Ini, Lippo Karawaci Milik Konglomerat Mochtar Riady ini Optimis Raup Marketing Sales Rp4,2 Triliun
- RUPSLB Bank Nobu Milik Konglomerat Mochtar Riady Setujui Rights Issue 500 Juta Saham Baru
- Berkat Rumah yang Menyasar Milenial, Lippo Cikarang Milik Konglomerat Mochtar Riady Optimis Raup Marketing Sales Rp4,2 Triliun
- Survei: UMKM Merasa Terbantu saat Bergabung di Platform Pembayaran Digital OVO Milik Konglomerat Mochtar Riady
Seluruh hasil bersih yang diperoleh dari rights issue akan digunakan perseroan untuk pelunasan sebagian utang bank dan untuk pengembangan usaha dan atau investasi.
Sebagai informasi, Multipolar berhasil membukukan laba bersih atas entitas induk sebesar Rp371 miliar pada semester I 2021, melonjak hingga 250 persen dibanding semester I 2020 yang hanya Rp106 miliar.
Sementara, laba bersih untuk periode enam bulan pertama tahun ini mencapai Rp104 miliar, berbalik dibandingkan rugi bersih sebesar Rp352 miliar pada semester I 2020.