Masyarakat Masih Takut Terbang, Bos Garuda: Udara di Dalam Pesawat Lebih Aman dari Ruang Ber-AC

JAKARTA - Pandemi COVID-19 telah membuat sektor transportasi khususnya udara tertekan. Akibat mewabahnya virus tersebut, jumlah penumpang menurun, karena adanya imbauan untuk menjaga jarak sehingga masyarakat urung bepergian selama masa pandemi.

Meskipun pemerintah telah memberlakukan kebijakan kenormalan baru, nyatanya minat masyarakat untuk berpergian khususnya naik pesawat masih rendah. Hal itu diamini oleh Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra.

Ia mengatakan, belum optimalnya jumlah penumpang ini karena masih adanya kekhawatiran di tengah masyarakat terkait dengan penyebaran virus di dalam pesawat.

"Ada persepsi bahwa di dalam pesawat itu ruangan tertutup sangat tidak aman. Padahal faktanya adalah kabin pesawat itu jauh lebih aman dari ruangan AC di rumah kita maupun di kantor," ucapnya, dalam diskusi virtual, Jumat, 24 Juli.

Irfan menegaskan, meski penumpang berada di ruang tertutup, tetapi ada mekanisme khusus untuk mengatur sirkulasi udara. Di kabin pesawat, perputaran udara yang terjadi secara vertikal dari atas ke bawah, bukan acak.

Lebih lanjut, Irfan menjelaskan, udara yang turun ke bawah langsung dibersihkan menggunakan penyaring partikel yang kuat atau disebut High-Efficiency Particulate Air (HEPA). Kemudian udara dipanaskan sehingga virus atau bakteri yang ada di udara mati. Lalu udara kembali dialirkan setelah melewati tahapan ini.

Menurut Irfan, secara teori filter udara ini mampu membersihkan udara hingga 95 persen. Apalagi, di masa normal baru ini Garuda mengeluarkan campaign 'Terbang Bersama Garudan Aman dan Nyaman'. Sehingga, faktor kebersihan dan keamanan menjadi prioritas.

"Selain HEPA, saya juga sampaikan bahwa protokol kesehatan di dalam pesawat itu dijaga semua pihak. Baik itu awak kabin maupun kita juga minta penumpang untuk menggunakan masker, membersikan diri setiap saat," ucapnya.

Irfan mengatakan, pihaknya mengikut semua arahan protokol pengamanan COVID-19, salah satunya jaga jarak. Hal ini tercermin dengan dikosongkannya bangku tengah untuk kelas ekonomi. Seperti diketahui, dalam penerbangan kelas ekonomi, biasnya bangku pesawat berjumlah tiga. Sehingga yang dipakai adalah sisi kiri dan kaman saja.

"Tetapi yang paling penting adalah kita menjaga jarak di dalam pesawat. Garuda ngotot sekali bangku tengah harus kosong di kelas ekonomi," jelasnya.

Sementara itu, Irfan menjelaskan, saat ditemukan satu penumpang Garuda terpapar COVID-19 usai melakukan penerbangan, pihaknya langsung memantau seluruh awak kabin, dan penumpang dalam pesawat tersebut.

Hingga saat ini, menurut Irfan, semua orang yang ada dalam pesawat tersebut dalam kondisi baik dan tidak terkonfirmasi terpapar COVID-19.

"Sampai hari ini semua oke saja, terutama awak kabin, karena mereka yang berinteraksi," tuturnya.